PenaKu.ID – WAKIL Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyatakan, wawasan tentang pengelolaan sampah harus tertanam sejak usia sekolah. Sehingga perilaku baik mengelola sampah bisa menjadi kebiasaan.
Ia kembali mengingatkan, persoalan sampah menjadi masalah krusial bagi masyarakat perkotaan, tanpa terkecuali di Kota Bandung. Oleh karenanya, perlu dukungan banyak pihak agar bisa menopang beragam upaya pengentasan masalah sampah yang dirancang oleh Pemerintah Kota (Prmkot) Bandung.
Untuk itu, ia sangat mengapresiasi kepada stakeholder yang turut menaruh kepedulian terhadap isu lingkungan. Utamanya berkenaan dengan pengelolaan sampah.
“Pemerintah Kota butuh partisipasi dari warga masyarakat. Termasuk Gojek dengan program Sahabat Sekolah 3.0 ini saya sangat mengapresiasinya. Karena ikut berusaha mengubah perilaku anak sekolah perihal bagaimana memilah dan memperlakukan sampah,” ucapnya saat menutup perhelatan Sahabat Sekolah 3.0 Peduli Lingkungan di Studio Kantor Gojek Bandung, Senin (5 April 2021).
Wakil wali kota sedikit mengulas salah satu upaya Pemkot Bandung untuk mengatasi masalah sampah yakni lewat pendekatan budaya, yang dikemas melalui program Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) dalam mengelola sampah sejak dari hulu. Di samping penuntasan sampah di hilir dengan cara dibuang ke TPA.
Dari program Kang Pisman ini, sambungnya, Pemkot Bandung mengedukasi masyarakat untuk berinisiatif memilah sampah. Penglasifikasian paling sederhana yakni terdiri dari sampah organik, non-organik dan sampah residu.
“Karena sampah itu ada yang memiliki ekonomis, ada juga yang didaurulang atau diolah. Contohnya jadi pupuk dan sebagainya. Tapi intinya bagaimana menyelesiakan sampah dari sumbernya,” terangnya.
Dalam kesempatan penutupan ini juga menjadi malam puncak penganugerahan bagi para pemenang lomba. Di antaranya, lomba Tiktok, story telling, jingle dan poster yang memuat tema besar seputar lingkungan yang diikuti oleh siswa dan siswi dari 152 sekolah setingkat SMP dan SMA.
Selain itu, terdapat kategori utama yakni lomba bank sampah yang diikuti oleh tingkat sekolahnya. Untuk kategori SMP, SMP 51 menjadi juaranya. Sedangkan SMP 13 menjadi peringkat kedua dan SMP 48 (peringkat ketiga).
Sedangkan tingkat SMA, SMA BPI 1 mengamankan titel juara pertama. Disusul oleh SMAN 8 dan SMAN 2. “Selamat kepada para juara. Perlu diingat bahwa juara bukan tujuan, tapi sebuah proses mengubah perilaku anak-anak dalam mengelola sampah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA BPI 1, Kiki Aryani mengatakan, di sekolahnya pengembangan wawasan pengelolaan sampah sudah berlangsung cukup lama. Setidaknya sejak Pemkot Bandung menggaungkan program Kang Pisman.
Sehingga ketika mendapat informasi lomba Sahabat Sekolah 3.0 Peduli Lingkungan pihak sekolah langsung merespon untuk ikut serta. Bahkan, menurutnya antusiasme yang ditunjukan oleh para siswa pun cukup tinggi dalam mendukung sekolah di lomba ini.
“Anak-anak itu sangat semangat, bahkan ketika ada program ini mereka ingin selalu ikut. Sekarang semakin tahu lagi. Di sekolah, memang setiap kelas sudah ada tempat sampah dipilah-pilah,” ujarnya.
Melihat antusiasme siswa dan pencapaian juara ini, Kiki mengaku akan meneruskan program pengelolaan sampah di sekolahnya. Ia pun akan berkoordinasi dengan Pemkot Bandung untuk bekerja sama dalam program bank sampah.
“Mudah-mudahan inginnya setelah kegiatan ini akan terus sama DLHK. Kita akan lanjutkan soal pemilahan sampah ini,” katanya.
(DEPE)