Peristiwa

Paus Fransiskus Wafat Usai Memimpin Misa Paskah

×

Paus Fransiskus Wafat Usai Memimpin Misa Paskah

Sebarkan artikel ini
Paus Fransiskus Wafat Usai Memimpin Misa Paskah
Paus Fransiskus Wafat Usai Memimpin Misa Paskah/(Instagram)

PenaKu.ID – Kabar duka mengguncang umat Katolik sedunia ketika Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhir pada usia 88 tahun usai memimpin Misa Paskah di Vatikan.

Selama hampir satu dekade masa kepausannya, ia dikenal sebagai sosok pemimpin progresif yang terus vokal memperjuangkan keadilan sosial, perlindungan migran, dan reformasi internal Gereja.

Promo
Body Rafting

Paket Body Rafting Pangandaran

Serunya petualangan body rafting dengan harga mulai Rp 70.000. Mau!

pangandaranholidays.com

Pesan Sekarang

Sejak beberapa tahun terakhir, kondisi kesehatannya merosot akibat komplikasi paru-paru, hingga akhirnya pneumonia berat menjadikannya dirawat intensif sebelum wafat.

Kondisi Kesehatan dan Perjalanan Rohani Paus Fransiskus

Sejak terpilih pada 2013, Paus Fransiskus kerap tampil tanpa kompromi membahas isu kemiskinan, perubahan iklim, hingga penerimaan bagi komunitas LGBT.

Namun, di balik semangat pembaruan tersebut, kesehatannya menjadi sorotan: riwayat penyakit paru-paru yang memburuk dan perawatan intensif sejak awal April 2025 menjadi penanda akhir perjalanan rohaninya.

Deretan Kandidat Pengganti Paus Fransiskus

Kematian Sang Paus memicu spekulasi siapa yang akan memimpin Vatikan selanjutnya. Sejumlah nama mencuat:

Kardinal Pietro Parolin (Italia): Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013, dikenal moderat dan piawai menjembatani kubu konservatif dan progresif.

Kardinal Peter Erdö (Hungaria): Figur konservatif tegas menolak Komuni bagi umat bercerai, pengungsi, dan LGBTQ.

Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina): Progresif dan populer, berpeluang menjadi paus Asia pertama.

Kardinal Matteo Zuppi (Italia): Dekat dengan Fransiskus, aktif misi perdamaian, inklusif terhadap minoritas.

Kardinal Raymond Leo Burke (AS): Tokoh konservatif keras menentang kebijakan pro-LGBT dan pro-aborsi.

Konklaf nantinya akan menentukan arah Gereja: apakah melanjutkan semangat reformasi atau kembali ke garis konservatif.

Siapapun terpilih, tantangan global—mulai dari konflik kemanusiaan hingga dinamika internal—menanti di depan.

Meninggalnya Paus Fransiskus menandai babak baru dalam sejarah Gereja Katolik.

Umat berharap penerusnya akan mampu menyeimbangkan tradisi dan pembaruan, serta menjaga warisan kepemimpinan progresif yang telah dibangun.**