PenaKu.ID – Monumen Kujang Papasangan Brigif-15/Kujang II Kodam III/Siliwangi diresmikan Pangdam III/Slw Mayjen TNI Agus Subiyanto, S.E., M.Si., yang diawali dengan pengguntingan pita dan menandatangani batu prasasti, bertempat di Balai Prajurit Siliwangi, Jalan Lapang Tembak Selatan Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu kemarin.
Selain meresmikan Monumen Kujang Papasangan, Pangdam III/Slw Mayjen TNI Agus Subiyanto, dalam waktu yang sama sekaligus melaksanakan Silaturahmi dan Syukuran Peresmian Monumen Kujang Papasangan Serta Memperingati Hari Toleransi Internasional Dan Hari Pelajar Internasional.
Hadir pada acara tersebut, Irdam III/Slw, Mayjen TNI (Purn) Iwan Sulanjana, Mayjen TNI (Purn) Saurif Kadi, Para Asisten Kasdam III/Slw, Danpomdam, Kazidam, Kapendam, Kakesdam III/Siliwangi, Kasbrigif 15 Kujang II, Plt. Walikota beserta Unsur Forkopimda Kota Cimahi, Danyonif Raider 301/PKS, Danyonif 312/KH, Kakorum 310/KK, Kapolres Cimahi, Kadis Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga, serta sesepuh Komunitas Lingkar Alam Jabar.
Pada kesempatan itu, Pangdam mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya kepada Pemkot Cimahi, Paguyuban Lingkar Alam serta Brigif-15/Kujang II, yang telah memprakarsai serta mewujudkan berdirinya Monumen Kujang Papasangan yang berada di kawasan Gunung Bohong Cimahi.
Nilai Filosofi Monumen Kujang Papasangan
Lanjutnya menuturkan, senjata kujang merupakan salah satu senjata tradisional khas Jawa Barat mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9, berasal dari bahasa sunda kuno KUDI yang berarti senjata atau jimat dengan kekuatan gaib, dan HYANG yang berarti Dewa, sehingga secara harfiah, kujang dapat diartikan sebagai suatu jimat atau senjata yang memiliki kekuatan magis dewa di dalamnya.
“Kujang menjadi pegangan para Raja Pasundan kala itu, di antaranya Prabu Siliwangi, karena kujang merupakan perlambang kekuatan, kebesaran serta keberanian untuk melindungi diri dan membela hal-hal kebenaran,” tutur Pangdam.
Sementara itu, menurutnya dengan adanya monumen ini, selain melestarikan filosofi dan sejarah kujang, juga mempercantik keindahan areal Gunung Bohong, sekaligus memberikan nilai edukasi kepada masyarakat serta generasi muda terhadap peninggalan sejarah masa kejayaan Kerajaan Pajajaran.
Senjata kujang juga, sebagai senjata khas kebanggaan masyarakat Jawa Barat, dan saat ini melekat dalam nama satuan Brigif-15/Kujang II. “Semoga hal ini dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi Prajurit Brigif 15/Kujang II dalam membela kebenaran,” imbuhnya.
“Mari kita bersama-sama merawat dan memanfaatkan semaksimal mungkin Monumen Kujang Papasangan ini, agar kelestariannya tetap terjaga,” ajak Pangdam.
**