MERDEKA, memang kata yang sakral bagi kita, bangsa Indonesia. MERDEKA, adalah kata yang menjadi energi kita untuk terus berjuang.
Lalu, apa makna MERDEKA hari ini. Ingatlah, Ir. Soekarno, Presiden ke-1 dan pendiri bangsa Indonesia pernah berkata, “Manusia yang MERDEKA adalah manusia yang terbebas dari rasa iri, dengki, srei, dahwen, panasten dan patiopen. Sehingga menjadi manusia yang selalu setiti, nastiti, surti dan hati-hati”. “Manusia yang MERDEKAbukan manusia yang ‘hanya’ mampu bersikap BAIK, juga bukan manusia yang ‘hanya’ mampu bersikap BIJAKSANA, tapi adalah manusia yang mampu bersikap BAJIKSANA ”!.
74 tahun sudah Indonesia Merdeka. Tanggal 17 Agustus 2019 ini. Usia yang tidak lagi muda sebagai bangsa. 74 tahun, adalah usia sepuh. Sangat matang. Usia yang tidak hanya harus bijaksana, tapi juga bajiksana. Begitu kata Bung Karno.
Sekali lagi, apa makna Medeka itu ?
Merdeka bukanlah bebas tanpa batas. Bukan pula bertindak semaunya. Kita Merdeka karena kita bisa lebih Jujur, lebih Tanggung jawab, lebih peduli dalam segala bidang kehidupan yang dekat dengan kita. merdeka yang seperti itu lebih dari cukup untuk bangsa ini.
Merdeka bukan raga, tapi jiwa. Bangsa ini dan rakyatnya sudah terlalu sibuk membangun raga dan fisik. Di saat yang sama, kita lupa membangun jiwa atau batin kita. Bukankah Kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian hanya ada pada jiwa kita, bukan pada raga kita. Merdeka-kan jiwa kita jauh lebih baik dari merdeka-kan raga kita. Renungkanlah.
Saat ini, hari ini dan esok, merdeka jiwa sangat penting. Karena jiwa adalah tempat hidupnya raga yang diikat oleh rasa.
Merdeka jiwa menjadikan kita sadar bahwa “hidup bukanlah segala-galanya bagi kita”. Kata pepatah Jawa “urip iku paribasane mung mampir ngombe”, hidup ini ibarat numpang minum. Merdeka jiwa lebih memikirkan akhir setelah hidup. Memikirkan sikap kita yang dilandasi kebaikan. Karena dunia bukanlah milik kita. Hanya mampir sebentar di dunia.
( H. Sahru )