PenaRagam

Menilik Yayasan Aluna Mandiri Insani di Sumedang

PenaKu.ID – Sederet pemandanagan nampak terlihat menghiasi bola mata ketika memasuki sebuah yayasan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yang didirikan oleh seorang anak petani kala itu yang kini telah menjelma menjadi sebuah yayasan yang berorientasi pada pendidikan islam. Baik itu dalam ajaran formal maupun pengajaran secara ekslusif ia terapkan dalam yayasan.

H. Djadjat Sudrajat, pendiri dan pengurus Yayasan Aluna Mandiri Insani, menceritakan bagaimana ia mengawali dengan membangun yayasan berangkat dari 0 dan dengan serba minim. Namun, berkat tekad itu kini dirinya telah membuktikan kepada dunia pendidikan bahwa dirinya mampu memberi kontribusi positif bagi generasi penerus bangsa.

Hingga kini, ia telah memiliki siswa-siswi dengan jumlah anak didik sebanyak 416 siswa dari seluruh jenjang pendidikan yang ia kelola.

Didampingi istri tercinta, yang juga sebagai Ketua Yayasan, Hj. Entin Tinah di kediamannya di Jalan Kenanga no 29-37, Lanjung, Tanjungsari, Kab Sumedang, Provinsi Jawa Barat Djadjat menceritakan masa-masa merintisnya.

“Tahun 1983 berawal dari kumpulan keluarga dengan beberapa masyarakat Tanjungsari mengadakan pengajian, dakwah dan hal-hal lain yang menyangkut dalam bidang keagamaan dan pendidikan,” Kata Djadja sambil mengarahkan pandangan dan kepala ke atas seraya mengingat saat-saat itu.

Tak cukup sampai di situ, singkat cerita pada tahun 1995 Djadja mulai berfikir untuk melanjutkan angan-angannya untuk mendirikan sebuah ruang lingkup pendidikan yang berbasis pendidikan islam.

“Alhamdulillah bisa mendirikan Radiatul Atfal/RA setingkat TK, dan hanya 1 kelas waktu itu dengan 40 murid,” imbuhnya.

Berselang waktu hampir satu dekake setelah Sekolah RA yang ia dirikan tersebut berjalan dan menuntaskan misinya untuk memberikan ilmu kepada anak-anak didiknya, tepat pada tahun 2002 Djadja kembali membangun pendidikan yang setara dengan Sekolah Dasar (SD) yang ia beri nama SD IT Nurul Aiman sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa pada saat itu mencapai 313 murid.

“Dan SMPIT Nurul Azmi berdiri tahun 2018. Dengan 55 siswa,” bebernya.

Dari serangkaian usahanya yang sudah ia raih dengan membangun tiga tingkatan sekolah di yayasannya tersebut, Djadja baru-baru ini tengah membangun sebuah keilmuan dalam bidang Tahfidz Quran.

“Serta tanggal 1 juni 2020 berdiri pondok Tahfidz Qur’an dengan 8 santri Tahfidz akhwat.”

“Kalau untuk Pondok Tahfidz Qur’an kita membuka pendaftaran baru dengan kuota 15 Hafidz dan 5 Hafizah,” lanjutnya menerangkan.

Ia mengaku di awal-awal pada masa di mana ia tengah merintis mendirikan sekolahan-sekolahan di yayasannya, dirinya sempat mendapatkan dari instansi terkait dengan mendapatkan sumbangan berupa alat pendukung kelas.

“Pada tahun 2014 untuk SDIT pernah mendapatkankan bantuan dari Disdik berupa mebeuler sarana kursi dan meja untuk 6 kelas,” cetus Hj. Entin menyambung cerita Djadja.

Pembangunan sarana dan prasarana terus dilakukan Djadja untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang bermutu di dalam yayasannya tersebut. Bahkan, saat ini pun Djadja tengah menggenjot ruang kelas baru.

“Kita lagi membangun ruang kelas baru, rencana 3 kelas dengan anggaran kurang lebih Rp 900 juta lebih,” terang Djadja.

Lanjutnya menambahkan, pembangunan baru bisa digarap sekitar 20 persen dan persoalan anggaran menjadi masalah akan tersendatnya rencana tersebut. “Keburu ke habisan anggaran, mudah-mudahan ada yang bisa membantu mencarikan donasi untuk melanjutkan pembangunan ini,” harapnya.

Selain pembangunan untuk penambahan ruang kelas tadi, fasilitas seperti kursi dan meja sudah ia persiapkan sebanyak 40 set yang oleh Djadja sudah disimpan dengan baik dan aman.

“Minta do’a dan dukungannya. Alhamdulillah banyak siswa-siswi yg berprestasi. Saya di sini menerapkan management berbasis Al Qur’an.”

“Bila ada rekan dan hamba Alloh yang akan berdonasi membantu pembangunan ini, bisa melalui Yayasan Aluna Mandiri Insani, No.Rek.00113631171100 Bank Bjb, No. hp 081320164834,” pungkasnya.

(Jafar)

Related Articles

Back to top button