PenaPolitik

Loving, Coaching, Modelling Jadi Dasar Pembelajaran Sekolah Ayah

gmhl7gajgoczvdavhiym
Wali kota bandung saat soft opening sekolah ayah. Senin 24/02

PenaKu.ID – Bandung menjadi kota pertama di Indonesia yang menggagas Sekolah Ayah. Soft launching Sekolah Ayah itu dilakukan langsung oleh Wali Kota Bandung Oded M. Danial di Gedung Graha Binangkit, Jalan Sukabumi No. 30 Bandung, Senin (24/2/2020).

Oded menjelaskan, Sekolah Ayah merupakan upaya menguatkan peran ayah di dalam keluarga. Selama ini, orang beranggapan bahwa beban mengurus dan membangun keutuhan keluarga ada di pundak ibu. Padahal, keduanya memiliki peran yang sama kuatnya dalam mengokohkan keluarga.

Menurutnya, ayah memiliki peran yang sangat besar terutama dalam menumbuhkan nilai-nilai tanggung jawab, kematangan berpikir, ketegasan, dan pengambilan keputusan. Sedangkan ibu juga berperan dalam menumbuhkan rasa kasih sayang, empati, dan kemandirian.

“Dalam rangka implementasi dari visi Mang Oded dan Kang Yana yaitu visi unggul, maka saya berharap di Bandung ini dimulai dari bagaimana edukasi penguatan dari keluarga. Ketika partikel sosial terkecil sebagai komponen warga Bandung yang disebut keluarga ini berkualitas, maka insyaallah Bandung akan dihuni oleh SDM yang berkualitas,” ungkap Oded.

Ayah dari tujuh orang putri itu serius soal membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas di Kota Bandung. Ia ingin mempersiapkan generasi penerus untuk menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045. Nantinya, 70% penduduk Indonesia adalah usia produktif.

“Kualitas pembangunan negara ditentukan oleh keluarga. Maka sosok ayah dan ibu sangat menentukan,” katanya.

Sekolah Ayah akan dilaksanakan oleh Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kota Bandung yang diketuai oleh istri Wali Kota Bandung, Siti Muntamah Oded. Siti menggaet pegiat pendidikan ayah, Irwan Rinaldi Hakimi untuk menyusun kurikulum sekolah tersebut.

“Ada tiga yang ingin kita kuatkan, loving, coaching, modelling. Tentu saja ini berjenjang. Hari ini kita soft launching, nanti kita akan buat kelas-kelas sesuai dengan komunitas dan lintas agama,” jelas Siti.

Program ini memang akan melibatkan berbagai komunitas, baik komunitas agama maupun komunitas hobi yang mayoritas beranggotakan laki-laki. Siti ingin mendekatkan program ini langsung ke publik sasaran.

“Kalau misalnya di gereja, masyarakat yang Katolik di gereja nanti dibicarakan tentang penguatan sekolah ayah. Jadi Puspaga ini punya cabang sekolah ayah yang ada di gereja A, gereja B, vihara A, vihara B, lintas komunitas yang positif, baik itu komunitas Ojol, bikers, onthel, dan semua komunitas yang mayoritas laki-laki,” bebernya.

Pihaknya juga akan memberdayakan para penceramah agama di masjid dan forum-forum keumatan untuk mendorong pembentukan sekolah-sekolah ayah di lingkungan masyarakat.

“Mungkin akan ada 3-10 orang yang akan menjadi konduktor, yang akan kita jadikan sebagai volunteer dari perpanjangan sekolah ayah. Diharapkan di setiap tempat termasuk di masjid juga itu ustad-ustad juga kita sampaikan,” katanya.

( hms/dp )

Related Articles

Back to top button