PenaKu.ID – Stres bukan sekadar masalah mental—ketika dibiarkan berlarut, tubuh kita “berbicara” melalui berbagai gangguan fisik. Salah satu keluhan yang sering muncul adalah kulit gatal dan kemerahan.
Banyak orang membeli krim atau salep saja, tanpa menyadari akar masalahnya: stres!
Artikel ini membahas bagaimana stres berkepanjangan bisa memicu reaksi kulit hingga memberi solusi agar Anda tetap tampil segar.
Pada dasarnya, stres memicu pelepasan hormon kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini mempersiapkan tubuh untuk “lawan atau lari”, tapi kalau produksinya terus-menerus, keseimbangan sistem imun dan peredaran darah terganggu. Kulit yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung malah jadi rentan iritasi.
Bagaimana Stres Berpengaruh pada Kulit Gatal Kemerahan
Stres kronis meningkatkan hormon kortisol, yang apabila tinggi terus-menerus dapat menurunkan fungsi barrier kulit. Kulit kering dan sensitif pun muncul, memudahkan zat iritan masuk.
Selain itu, sirkulasi darah terhambat, sehingga kulit sulit mendapatkan nutrisi dan oksigen optimal.
Mekanisme Stres Memicu Kulit Gatal Kemerahan
Peradangan Sistemik: Hormon stres memicu radang ringan atau inflamasi. Sel kulit merasa “terserang” sehingga memproduksi histamin, memunculkan gatal.
Produksi Minyak Berlebih: Pada beberapa orang, stres justru meningkatkan sekresi sebum. Kulit jadi berminyak, pori-pori tersumbat, dan kemerahan mudah muncul.
Relaksasi Rutin: Teknik pernapasan, meditasi, atau yoga minimal 10 menit per hari dapat menurunkan hormon stres.
Perawatan Topikal: Pilih sabun dan pelembap hypoallergenic; hindari pewangi berlebihan.
Konsultasi Ahli: Jika gejala parah, dermatolog dapat meresepkan kortikosteroid ringan atau antihistamin.
Dengan mengenali tanda-tanda stres pada kulit lebih awal, Anda bisa melakukan pencegahan dan perawatan yang tepat. Ingat, kulit sehat bermula dari pikiran yang tenang!**
