Tutup
Uncategorized

Komunitas Soedirman 30 Kritisi Kinerja Gubernur Banten

×

Komunitas Soedirman 30 Kritisi Kinerja Gubernur Banten

Sebarkan artikel ini
IMG 20210409 WA0235
Komunitas Soedirman berunjukrasa

PenaKu.ID – Komunitas Soedirman (KMS) 30 mengkritisi kinerja Gubernur Banten dengan melakukan aksi demontrasi sebagai peringatan 4 tahun kepemimpinan WH-Andika di Kota Serang, Banten, (9/4/21).

Dalam demontrasi tersebut KMS 30 memandang bahwa kepemimpinan WH-Andhika masih banyak problematika yang belum terselesaikan.

Problematika tersebut tidak jauh dari meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan di Provinsi Banten sejak tahun 2018.

Wisnu Ruslly Pratama, selaku koordinator aksi mengatakan bahwa, tidak adanya perkembangan yang signifikan dalam pembangunan yang ada di Banten.

“Kami menilai dan menadvokasi bahwa 4 tahun Provinsi Banten di bawah kepemimpinan WH-Andika masih jauh dari kata sejahtera. Di tengah situasi pandemi tersebut masih banyak sektor yang lumpuh, akibat banyak aktivitas yang harus di batasi. Namun masyarakat harus tetap mencari nafkah untuk kehidupan keluarga, akan tetapi di manakah peran pemerintah hari ini?” ujarnya.

Baca Juga:

Wisnu juga menjelaskan bahwa, teramat banyak pabrik di Provinsi Banten yang semestinya mampu menanggulangi kesenjangan demikian itu. Lebih-lebih, wabah pandemi Covid 19 memperkeruh situasi ekonomi rakyat Provinsi Banten. Belum lagi ketimpangan lain muncul di bidang pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan.

Ketiga unsur ini, kata Wisnu, menjadi unsur terpenting dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Banten.

“Banyak sekali permasalahannya, mulai angka pengangguran yang masih tinggi, anak sekolah makin susah karna orangtua tidak mampu membiayai, infrastruktur yang tidak merata, dan tidak maksimalnya pelayanan kesehatan,” tambah Wisnu.

Sementara itu, Fikri Maswandi, selaku Kordinator Umum KMS 30 menjelaskan, kurangnya koordinasi antara Provinsi dengan kabupaten hingga tingkat RT-RW mengakibatkan buruknya akses pendidikan di Banten terutama di pedesaan, hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya jalan rusak, dan bangunan sekolah yang fasilitasnya belum memadai.

Selain itu, Fikri menyebut, tidak adanya kesejahteraan dan insentif bagi tenaga kesehatan.

“Banyaknya perosalan yang begitu kompleks di Provinsi Banten, 4 tahun seharusnya menjadi ukuran yang cukup untuk melakukan perubahan di Provinsi Banten”.

“Minimnya keterlibatan rakyat dalam pembentukan APBD 2021 dan tidak ada langkah pasti dari pemerintah untuk merespon lemahnya ekonomi di Banten, menjadi gambaran bagi kami atas gagapnya WH-Andika sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur yang hanya banyak janji, tapi minim aksi,” tegas Fikri.

Reporter: ASR
Penulis: Azhar