PenaKu.ID – Sejarah Islam adalah permadani yang ditenun dengan benang-benang keberanian dan keteguhan. Salah satu bagian paling memukau adalah perjuangan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam di Makkah.
Masa-masa awal dakwah adalah ujian berat yang membentuk fondasi agama ini. Di bawah tekanan kaum Quraisy, Rasulullah SAW menunjukkan ketabahan luar biasa, mengubah ancaman menjadi pijakan, dan hinaan menjadi motivasi.
Kisah ini bukan sekadar lembaran sejarah, melainkan lentera yang menerangi jalan bagi kita untuk memiliki semangat juang dalam membela kebenaran.
Dakwah Nabi Menghadapi Badai Penolakan dan Ancaman
Dakwah di Makkah adalah medan pertempuran tanpa senjata fisik, melainkan pertarungan ideologi dan keyakinan. Nabi Muhammad SAW memulai dengan sembunyi-sembunyi, lalu secara terang-terangan menyerukan tauhid.
Respon kaum Quraisy sungguh brutal: intimidasi, penganiayaan, hingga boikot ekonomi. Beliau dan para sahabat diolok-olok, dilempari kotoran, bahkan nyawa mereka terancam.
Namun, keteguhan beliau tak goyah. Ancaman dan tekanan justru memperkuat iman beliau dan para pengikutnya, menunjukkan bahwa kebenaran akan selalu menemukan jalannya, meskipun harus melalui rintangan terjal.
Teladan Kesabaran dan Strategi Dakwah Nabi
Di balik setiap rintangan, Nabi Muhammad SAW menunjukkan kesabaran tanpa batas dan strategi dakwah yang cerdas. Beliau tidak membalas kekerasan dengan kekerasan, melainkan dengan doa dan keteladanan.
Strategi dakwah beliau adaptif, mulai dari berbicara empat mata hingga berkhotbah di bukit Safa. Kisah ini mengajarkan kita bahwa perubahan besar membutuhkan kesabaran, perencanaan, dan keteguhan hati.
Semangat pantang menyerah beliau dalam menghadapi penentangan adalah inspirasi abadi bagi setiap Muslim untuk gigih dalam menyebarkan kebaikan dan kebenaran, apapun tantangannya.**