PenaReligi

Katakan Tidak Untuk Insecure Pada Ajaran Agama

IMG 20210414 100503
Yuyun Suminah,A.Md, Guru Karawang

PenaKu.ID – Isu terorisme beberapa waktu lalu yang terjadi di gereja Makasar Sulawesi Selatan pada tanggal 28/3/2021 ramai diperbincangkan oleh masyarakat, pasalnya kejadian tersebut bukan yang pertama terjadi di Indonesia, kejadian serupa terus berulang. Ini membuktikan kepada kita semua bahwa program pemberantasan terorisme belum mampu menghilangkan aksi teror tersebut.

Sontak kejadian tersebut membuat semua kepala daerah menentukan sikapnya termasuk pemerintah Jawa barat, gubernur Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil menetapkan kalau Jabar siaga satu atas isu terorisme. (Pikiranrakyat 01/04/21)

Namun, pemerintah menjamin keamanan di Jawa Barat dan masyarakat diminta tidak panik, terutama umat kristiani. Pemerintah pun meminta kepada seluruh masyarakat untuk melawan benih – benih terorisme di lingkungan sekitar dengan cara terus berkoordinasi dengan pihak terkait, jika mencium atau mendapati adanya pergerakan mencurigakan ke arah terorisme.

Sulit untuk dipungkiri bahwa penetapan siaga satu terhadap terorisme oleh Pemda akan menjadi legitimasi untuk semakin mendiskriditkan umat Islam. Berkaca dari peristiwa bom Makasar dan penyerangan Mabes Polri semuanya diarahkan pada umat Islam. Sehingga, ditenggarai hal ini akan menjadi pembenaran untuk bersikap represif terhadap orang-orang yang dari kacamata rezim adalah orang-orang yang membahayakan. Inilah pula yang melatarbelakangi untuk semakin menderaskan arus moderasi Islam.

Mengingat Jabar sendiri termasuk wilayah yang dinilai memiliki politik identitas dan paling banyak jumlah kaum musliminnya. Maka dengan adanya wacana Jabar darurat terorisme, hal ini bukan hanya akan membuat masyarakat saling mencurigai satu sama lain namun juga membuat masyarakat takut dan phobia pada hal-hal yang berbau Islam.

Akhirnya ajaran Islam pun dimoderasi karena diframing bahwa ajaran Islam bisa membahayakan orang lain terutama ajaran mengenai jihad yang selama ini distigma negatif. Padahal untuk bisa menjalankan ajaran jihad tidak bisa semena-mena, harus ada tahapan dan mekanisme tertentu. Inilah bukti ketidakpahaman terhadap ajaran Islam itu sendiri. Berkaitan dengan moderasi Islam, hanya ada di sistem kapitalisme sebagai buah pemahaman sekulerisme yang mengdeskriditkan peran agama, sehingga menjadi hal yang lumrah ketika ajaran agama menjadi tertuduh.

Baca Juga :

Pada akhirnya, saat umat Islam ingin berpakaian yang tertutup sempurna sesuai syariat Islam, bercadar dan laki-laki yang berjenggot, celana cingkrang akan membuat masyarakat Insecure terhadap ajaran agamanya sendiri. Karena ada klaim bahwa yang demikian adalah simbol-simbol pelaku teror. Padahal, itu adalah bagian dari ajaran Islam.

Masyarakat akan takut ketika menjalankan keyakinannya sesuai perintah Sang Pencipta karena isu terorisme telah membuat publik membaca bahwa ajaran Islam telah menginspirasi kepada tindakan teror.

Padahal dalam ajaran Islam mengharamkan umat muslim melakukan tindakan kekerasan, anarkisme, perusakan fasilitas umum dan lain-lain kepada sesama muslim maupun nonmuslim. Jangankan kepada manusia kepada hewan yang terperosok karena jalannya rusak saja Islam berpandangan kalau itu sebuah kedzaliman. Apalagi kepada manusia Islam akan menjaga harta, jiwa dan kehormatan setiap individu.

Jadi, sikap kita sebagai seorang muslim maupun nonmuslim terhadap kasus teror tersebut, jangan sampai terpengaruh dan menelan mentah-mentah, bahwa kejadian tersebut karena ajaran Islam.

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (TQS Shad: 29)

Sungguh, Islam tidak pernah mengajarkan aksi teror. Karena Islam adalah agama yang penuh rahmat. Adapun ajaran Islam berkaitan dengan Jihad dalam makna perang sungguh sesuatu yang sangat berbeda dengan perang barbar ala barat. Maka, jika saat ini ada yang melakukan aksi terorisme itu jelas bukan bersumber dari ajaran Islam. Ini semata hanya untuk mendeskriditkan Islam agar umat insecure kepada ajaran agamanya sendiri. Wallahua’lam.

Oleh: Yuyun Suminah, A. Md
Seorang Guru di Karawang

Exit mobile version