PenaSosial
Trending

Awal 2023, Kasus Pelecehan Perempuan & Anak di KBB Cukup Tinggi

Dari awal Januari hingga pertengahan Februari 2023, telah terjadi 14 kasus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anakdari awal Januari hingga pertengahan Februari 2023, telah terjadi 14 kasus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak

PenaKu.IDKasus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat dalam kurun waktu satu bulan lebih ini cukup tinggi.

Berdasarkan data dari DP2KBP3A Kabupaten Bandung Barat bahwa, dari awal Januari hingga pertengahan Februari 2023, telah terjadi 14 kasus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak.

“Sampai sekarang saja, ada kasus berdasarkan laporan ke kita. Tiga di antaranya, masih hangat dan masih kita telusuri,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) DP2KBP3A KBB, Rini Haryani saat ditemui di ruang kerjanya, Jum’at (10/2/2023).

Ia menjelaskan, empat kasus pelecehan terbaru cukup miris lantaran korbannya anak berusia di bawah umur. Kasus kesatu, menimpa seorang anak yang masih duduk di kursi Sekolah Dasar di Kecamatan Lembang.

“Korban adalah anak kelas 6 SD di wilayah Lembang, korban sekarang hamil dua bulan, pelaku kasus pelecehan tersebut masih belum diketahui. Kejadian sebenarnya di Kota Bandung, tetapi korbannya orang KBB dan untuk kasusnya sedang ditangani Polresta Bandung,” jelasnya.

Untuk kasus yang kedua, lanjut Rini, menimpa satu pelajar putri kelas delapan di wilayah Kecamatan Cikalongwetan. Mirisnya, korban diruda paksa secara bergilir oleh pelaku.

“Para pelakunya sendiri, belum diketahui. Saat ini, pihak aparat kepolisian sedang mencari para pelakunya. Begitu juga dengan Pak Camat yang gercep (gerak cepat),” ujarnya.

Sedangkan kasus ketiga, lebih lanjut dia, bisa dibilang masih hangat kasus yang menimpa belasan santriwati di wilayah Cikalongwetan juga. Belasan santriwati itu, menjadi korban pencabulan seorang ustad di salah satu pondok pesantren tersebut.

“Sampai tadi siang, korbannya ada 17 orang. Itu berdasarkan pelaporan orang tua korban,” paparnya.

Dua Kasus Pelecehan Terbaru

Terbaru, DP2KBP3A KBB mendapat laporan 2 anak menjadi korban sodomi. Rini belum menjelaskan korban dan pelakunya dari wilayah mana, serta kronologisnya seperti apa.

“Saya baru terima, laporannya barusan sekitar pukul 18 WIB, ada kasus sodomi. Korbannya baru kebuka 2 orang. Baru itu saja laporannya,” jelasnya.

Sedangkan, ke sepuluh kasus lainnya nyaris sama yakni pencabulan dan ruda paksa. Hanya satu kasus dari ke-10 kasus, korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).

Tingginya angka pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, kata Rini, fenomena gunung es.

Di satu sisi, gencarnya program Perlindungan Perempuan dan Anak (Geprak), menunjukan adanya keberanian masyarakat untuk membuka kasus pelecehan terhadap anak dan tindakan KDRT.

Namun di sisi lain, cenderung dinilai bahwa tingginya pelaporan kasus, justru membuat citra buruk suatu daerah.

Padahal, Geprak dan Pemkab Bandung Barat gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat harus berani melapor kasus pelecehan terhadap ibu dan anak.

Cukup tingginya tindakan pelecehan terhadap perempuan dan anak, bukan hanya terjadi di KBB saja.

Menurut Rini, pada saat pihaknya audensi dengan LPSK dan Pemerintah Provinsi Jabar, kasus incest belakangan ini cukup tinggi.

Fenomena, bermunculannya kasus perkawinan sedarah atau incest inipun, kata Rini, belum diketahui secara pasti.

Sementara, tindak lanjut dari sebuah kasus tersebut, pihaknya hanya bisa melakukan pendampingan pada korban.

“Selanjutnya diserahkan pelakunya kepada pihak berwajib. Sedangkan korban? Nah inilah peer (pekerjaan rumah) kita yang harus memikirkan bagaimana, kehidupan anak-anaknya, termasuk korban ke depannya. Karena secara ekonomi keluarga ini membutuhkan bantuan,” ucap Rini.

Cukup pelik memang, jika menangani kasus seperti itu. Perlu adanya kerja sama semua pihak, agar penanganannya tidak sebatas pendampingan saja.

“Inilah yang harus kita pecahkan bersama, agar para korban bisa hidup secara layak,” pungkasnya.

***

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button