Seleb

Kasus ‘Anita Tumbler’: Akademisi Ingatkan Medsos Bukan Ruang Privat dan Bahaya Trial by Netizen

Kasus 'Anita Tumbler': Akademisi Ingatkan Medsos Bukan Ruang Privat dan Bahaya Trial by Netizen
Kasus 'Anita Tumbler': Akademisi Ingatkan Medsos Bukan Ruang Privat dan Bahaya Trial by Netizen/(instagram)

PenaKu.ID – Kasus “Anita Tumbler” kembali menjadi contoh nyata bagaimana media sosial dapat berubah menjadi “pengadilan tanpa proses.” Pemerhati budaya dan komunikasi digital, Firman Kurniawan, menegaskan bahwa banyak pengguna masih keliru memandang media sosial sebagai ruang privat.

Apa pun yang dibagikan secara online otomatis menjadi konsumsi publik, dan risiko dampak besar, termasuk cancel culture dan penghakiman publik (trial by social media), tidak bisa dihindari.

Bahaya Penghakiman Tanpa Proses dalam Kasus Anita Tumbler

Firman menekankan bahwa penghakiman sosial (trial by social media) oleh netizen sama sekali tidak adil karena tidak memberikan kesempatan pembelaan dan tidak melihat konteks penuh. Ia mencontohkan kasus satpam Grand Indonesia yang dituding memukul anjing, padahal sebenarnya melindungi kucing.

Seseorang dapat dicap bersalah hanya berdasarkan potongan informasi viral.

Tanggung Jawab Pengguna Digital dalam Kasus Anita Tumbler

Fenomena ini juga membawa risiko psikologis yang fatal, seperti kasus bunuh diri selebritas di Korea Selatan akibat tekanan netizen. Oleh karena itu, Firman mengimbau pengguna untuk bertanggung jawab, baik sebagai pembuat maupun konsumen konten.

Setiap unggahan berpotensi memengaruhi orang lain. Pembaca juga wajib memahami konteks penuh sebelum memberikan reaksi, karena “Seburuk apa pun peristiwanya, harus dilihat konteksnya apa.”**

Exit mobile version