PenaKu.ID – Petenis asal Italia, Jannik Sinner, kembali menjadi sorotan dunia tenis. Dari badai kontroversi kasus doping yang sempat membuatnya diskors tiga bulan, hingga meraih gelar Wimbledon pertamanya, perjalanan Sinner musim ini layak disebut sebagai kisah kebangkitan luar biasa.
Pada 13 Juli 2025, Sinner mencatat sejarah dengan mengalahkan juara bertahan Carlos Alcaraz di final Wimbledon. Dalam pertandingan yang berlangsung empat set, Sinner menang 4–6, 6–4, 6–4, 6–4, menjadi petenis putra Italia pertama yang menjuarai Wimbledon sekaligus mengamankan gelar Grand Slam keempatnya (Reuters, Wikipedia).
Kemenangan ini terasa istimewa karena menjadi ajang balas dendam atas kekalahannya di final Roland Garros beberapa pekan sebelumnya (Reuters).
Jannik Sinner Dominasi Peringkat Satu Dunia
Sinner kini mantap di peringkat satu dunia versi ATP, mempertahankan posisi tersebut selama 61 pekan berturut-turut—rekor impresif meski sempat menjalani suspensi singkat (Tennis365). Sejak turnamen Cincinnati 2023, Sinner belum pernah kalah dari petenis di luar peringkat 50 besar dunia, mencatat rekor 38-0 di lapangan keras (atptour.com).
Jannik Sinner Bangkit dari Sanksi Doping
Awal musim 2025 Sinner terganggu oleh skorsing dari 9 Februari hingga 4 Mei akibat kasus clostebol. Badan Anti-Doping Dunia (WADA) menyebut pelanggaran itu “tanpa niat” dan memberlakukan hukuman minimal (Cadena SER, Reuters). Namun, begitu kembali, Sinner langsung tancap gas, merebut gelar Australian Open dan Wimbledon di musim yang sama (Wikipedia, Reuters).
Kekuatan Mental dan Tim Pelatih
Pelatih Darren Cahill menyebut Sinner sebagai “competition animal”, hasil kerja keras yang ditempa bersama Simone Vagnozzi sejak 2022 (atptour.com). Vagnozzi memuji ambisi serta kematangan mental Sinner, terutama saat menghadapi lawan tangguh seperti Alcaraz (Diario AS).
Jannik Sinner Fokus Menuju Sisa Musim
Setelah Wimbledon, Sinner memilih istirahat untuk memulihkan kondisi fisik dan mental, langkah yang ia nilai tepat (Reuters). Kini, ia kembali bertanding di Cincinnati sebagai juara bertahan, menjadikannya pemanasan ideal jelang US Open yang akan berlangsung 24 Agustus–7 September 2025 (Reuters).
Menariknya, Sinner sudah mengamankan tiket ke ATP Finals 2025 di Turin sejak Agustus, menjadi salah satu dari dua petenis pertama yang lolos meski tampil lebih sedikit dibanding rivalnya (AS USA, Tennis Infinity, Diario AS).
Dari skandal doping hingga puncak kejayaan, Sinner membuktikan diri sebagai ancaman utama di sisa musim. Dengan mental baja, dukungan tim yang solid, dan strategi istirahat yang cerdas, ia berpeluang menutup tahun sebagai raja tenis dunia.**