Tutup
PenaEkonomi

Harga Daging dan Cabai di Pasar Tagog Mulai Naik

×

Harga Daging dan Cabai di Pasar Tagog Mulai Naik

Sebarkan artikel ini
Jelang Lebaran, Daging dan Cabai di Pasar Tagog Mulai Naik
menjelang idulfitri 1443 Hijriah harga daging dan cabai terpantau sudah mulai naik

PenaKu.ID – Sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Pasar tradisional Tagog Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami kenaikan menjelang hari raya Idulfitri 1443 Hijriah atau 2022.

Salah satunya harga daging sapi yang semakin mahal hingga dikisaran Rp 130 ribu – 135 ribu per kilogram.

“Sebelumnya harga daging sapi itu di angka Rp 125 ribu per kilogramnya, sekarang sudah di angka Rp 130 – 135 ribu per kilogramnya,” ungkap Enung (49), pedagang daging sapi di Pasar Tradisional Tagog Padalarang, Kamis (21/4/2022).

Ia memperkirakan harga daging sapi akan kembali mengalami kenaikan dua atau tiga hari jelang lebaran.

“Kenaikan daging sapi mau lebaran mah itu udah biasa ya. Tapi kalau tahun sekarang kenaikannya sudah terjadi seminggu sebelum lebaran. Tahun-tahun sebelumnya mah 2 atau 3 hari mau lebaran baru naik,” terang enung.

“Mendekati lebaran pasti naik lagi. Tapi saya ngga tau perkiraan naiknya berapa,” tambahnya.

Sementara itu, Susi (45), salah satu pedagang cabai rawit mengatakan, menjelang lebaran. Harga cabai rawit melejit hingga menembus Rp 50 ribu per kilogramnya.

“Dari sananya sudah naik, dari menjelang Ramadhan saja harga cabai sudah mulai terlihat naik,” ujar Susi.

Menurutnya, kenaikan harga terjadi sejak sepekan lalu. Namun, dia tak tahu kenapa harga bisa semahal itu.

“Ini udah dari minggu lalu. Saya juga enggak tahu ini naiknya karena apa,” ucapnya.

Pembeli di Pasar Tagog Menurun

Susi mengungkapkan, harga normal cabai rawit sebelumnya berkisar Rp 35 – 40 ribu per kilogram.

“Kalau sebelum naik mah harga normalnya Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram. Tapi sekarang nyampai Rp 50 ribu per kilogram, selain cabai, harga bawang merah juga naik menjadi Rp 32 ribu dari semula Rp 24 ribu,” keluhnya.

Di tengah kenaikan harga, kata Susi, permintaan pembeli atau konsumen di Pasar Tagog justru menurun sekitar 60 persen. Kenaikan dipicu pasokan barang ke pedagang dari petani mengalami penurunan. Sehingga stok sedikit, sedangkan permintaan meningkat.

“Jadi, sudah biasa kalau mau lebaran. Suka ada kenaikan. Jadi pembeli juga berkurang. Kalaupun ada, pembeliannya dikurangi,” pungkasnya.

***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *