Tutup
PenaEkonomi

Harga BBM Naik Awal Tahun 2025: Bagaimana Nasib Harga LPG Subsidi dan Non-Subsidi?

×

Harga BBM Naik Awal Tahun 2025: Bagaimana Nasib Harga LPG Subsidi dan Non-Subsidi?

Sebarkan artikel ini
Harga BBM Naik Awal Tahun 2025: Bagaimana Nasib Harga LPG Subsidi dan Non-Subsidi?
Harga BBM Naik Awal Tahun 2025: Bagaimana Nasib Harga LPG Subsidi dan Non-Subsidi?/(Ilustrasi/@Pixabay))

PenaKu.ID – Awal tahun 2025 diwarnai dengan kabar kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi yang dijual oleh sejumlah penyedia energi, termasuk PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP-AKR, dan PT Vivo Energy Indonesia.

Kenaikan ini merupakan dampak dari fluktuasi harga minyak dunia yang terus mengalami perubahan.

Namun, di tengah kenaikan harga BBM, perhatian masyarakat kini tertuju pada harga liquefied petroleum gas (LPG) subsidi dan non-subsidi, kebutuhan utama yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Harga LPG Subsidi dan Non-Subsidi Awal Tahun

Kabar baiknya, harga liquefied petroleum gas baik subsidi maupun non-subsidi dilaporkan masih stabil sejak akhir tahun 2024. Di agen resmi Pertamina, harga LPG 3 kg tetap berada di angka rata-rata Rp22.000 per tabung.

Harga liquefied petroleum gas non-subsidi untuk tabung 5,5 kg dan 12 kg juga belum mengalami perubahan signifikan. Berikut adalah rincian harga LPG non-subsidi per wilayah:

LPG 5,5 kg: Rp90.000 – Rp117.000

LPG 12 kg: Rp192.000 – Rp249.000

Stabilitas harga ini memberikan angin segar bagi masyarakat, terutama mereka yang sangat bergantung pada liquefied petroleum gas untuk keperluan rumah tangga dan usaha kecil.

Perbandingan Harga LPG di Beberapa Wilayah

Harga liquefied petroleum gas non-subsidi tidak seragam di seluruh wilayah Indonesia. Berikut perbandingan harga di beberapa daerah:

Aceh hingga Sulawesi Tengah:

LPG 5,5 kg: Rp94.000

LPG 12 kg: Rp194.000

Kalimantan Barat hingga Sulawesi Tenggara:

LPG 5,5 kg: Rp97.000

LPG 12 kg: Rp202.000

Banten hingga Bali:

LPG 5,5 kg: Rp90.000

LPG 12 kg: Rp192.000

Papua dan Maluku:

LPG 5,5 kg: Rp117.000

LPG 12 kg: Rp249.000

Perbedaan harga ini dipengaruhi oleh biaya distribusi, infrastruktur, dan jarak geografis. Papua dan Maluku, misalnya, memiliki harga LPG tertinggi akibat tantangan logistik dan distribusi yang lebih kompleks.

Mengapa Harga LPG Tetap Stabil Meski Harga BBM Naik?

Ada beberapa alasan mengapa harga LPG tetap stabil meski harga BBM mengalami kenaikan:

Regulasi Pemerintah:
Pemerintah memberlakukan pengawasan ketat terhadap harga LPG, terutama yang bersubsidi, untuk menjaga daya beli masyarakat.

Distribusi yang Terkontrol:
LPG memiliki jalur distribusi yang lebih terkontrol dibanding BBM, sehingga fluktuasi harga minyak dunia tidak langsung memengaruhi harga jualnya.

Kondisi Pasar yang Stabil:
Kebutuhan LPG relatif konstan, sehingga penyesuaian harga lebih jarang dilakukan kecuali ada perubahan signifikan dalam biaya produksi atau distribusi.

Namun, masyarakat tetap perlu waspada terhadap kemungkinan penyesuaian harga LPG di masa depan, terutama jika biaya produksi dan distribusi meningkat tajam.

**