PenaPendidikan
Trending

Hadiri Milad Ke-21 UMMI Sukabumi, Menkop UKM Teten: Perguruan Tinggi Harus Bisa Cetak Enterpreneur

PenaKu.ID – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Menkop UKM RI), Teten Masduki menyampaikan, untuk menuju Indonesia Emas 2045 harus dipersiapkan sejak saat ini.

“Ya, enterpreneur baru yang berkualitas harus dibentuk untuk bisa mencapai Indonesia Emas 2045. Saat menghadiri Milad Ke-21 tahun Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), perguruan tinggi harus bisa mencetak enterpreneur baru,” kata Menkop UKM Teten Masduki kepada awak media, Kamis (13/06/2024).

Lanjut dia, pihaknya sekarang sedang menyiapkan para entrepreneur muda yang berbasis perguruan tinggi untuk masuk ke agritech, aquatech.

“KIarena kita punya di sini dan itu memang membutuhkan sinergi misalnya riset dana riset di perguruan tinggi negeri untuk memperkuat tadi,” ujar Menkop UKM.

Industri di wilayah Sukabumi yang memiliki potensi untuk dikembangkan, menurut Teten dari sektor perikanan, salah satunya adalah ikan sidat.

“Entrepreneur ini dengan para investor jadi saya di Sukabumi ini di Pantai Selatan itu sudah sangat terkenal sidat. Sidatnya itu sekarang tidak diolah padahal ini punya potensi ekonomi yang sangat besar, nanti kita coba, kita mulai, kalau saya pragmatis saja, dari yang punya potensi dari situ kita coba gedekan,” papar Menkop UKM.

Menkop UKM Harap UMMI Cetak Pebisnis Muda

Market untuk penjualan sidat, menurutnya, sudah berkembang pesat di Jepang. Hal tersebut dapat dikembangkan pula di Indonesia salah satunya dari Sukabumi dan dapat diekspor ke Jepang.

“Mestinya itu menjadi kajian serius di UMMI ini karena punya potensi yang lebih besar. Marketnya sangat besar di Jepang, jadi sudah berhubungan dengan industri di sana karena mereka butuh pasokan, saya kira bisa kita jadikan piloting, untuk menggarap inkubatornya untuk mencetak pebisnis muda dari UMMI ini untuk masuk ke sektor itu,” jelasnya.

Dengan adanya enterpreneur baru yang berkualitas, kata dia, dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga nantinya dapat mendongkrak Indonesia untuk ke luar dari middle income trap.

“Ya kalau menurut saya justru. Kita sudah 30 tahun menjadi negara berpendapatan menengah, kita bisa gagal jadi negara berpendapatan tinggi kalau kita tidak segera menyiapkan lapangan kerja yang baru, yang lebih berkualitas,” tandasnya.

“Hari ini 97 persen orang bekerja di sektor mikro, warung-warung, tukang bakso, tukang es dan lain sebagainya. Nah nggak mungkin mereka 2045 dari sekarang 4.500 dolar per kapita menjadi 30.000 dolar per kapita. Apalagi angka pengangguran tinggi, jadi ini betul-betul harus ada ekonomi baru, saya justru melihatnya dengan entrepreneur baru, kita ingin entrepreneurnya ini dri anak-anak yang berpendidikan dan bisa growing,” pungkasnya.

***

Related Articles

Back to top button