PenaKu.ID – Fenomena langka akan menghiasi langit Indonesia malam ini: gerhana bulan total, atau yang dikenal sebagai blood moon. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI menyatakan bahwa masyarakat dari Sabang hingga Merauke dapat mengamati peristiwa ini, asalkan kondisi cuaca mendukung.
Gerhana terjadi saat seluruh permukaan Bulan terbenam dalam bayangan inti Bumi (umbra). Pada fase ini, sinar Matahari tidak bisa langsung mencapai Bulan, melainkan dibiaskan oleh atmosfer Bumi sehingga menciptakan rona kemerahan yang khas.
“Kejadian ini aman untuk disaksikan dengan mata telanjang dan bisa dilihat dari seluruh wilayah Indonesia,” ungkap Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG, dikutip Selasa (7/10/25).
Jadwal Gerhana Bulan Total Malam Ini (WIB)
Berdasarkan data BMKG, gerhana akan berlangsung sejak Selasa malam, 7 Oktober 2025, hingga Rabu dini hari, 8 Oktober 2025. Di bawah ini fase utama menurut WIB:
Fase Gerhana | Waktu (WIB) | Keterangan |
---|
Penumbra mulai | 22.26 WIB | Bulan memasuki bayangan samar Bumi |
Sebagian mulai | 23.26 WIB | Sebagian Bulan tertutup bayangan inti |
Total mulai | 00.30 WIB | Bulan sepenuhnya memasuki umbra |
Puncak gerhana | 01.11 WIB | Warna merah-oranye paling menonjol |
Total berakhir | 01.53 WIB | Bulan mulai meninggalkan bayangan inti |
Sebagian berakhir | 02.56 WIB | Sisih bayangan inti menipis |
Penumbra berakhir | 03.56 WIB | Bulan kembali terang sepenuhnya |
Untuk wilayah WITA dan WIT, penyesuaian waktu sekitar satu hingga dua jam diperlukan sesuai zona lokal masing-masing.
Total durasi fenomena ini diperkirakan mencapai 5 jam 30 menit, dengan fase total berlangsung sekitar 1 jam 22 menit. “Gerhana ini menjadi momen terbaik untuk observasi astronomi di Indonesia tahun ini,” ucap seorang peneliti astronomi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dikutip dari laman resmi kampus.
Gerhana Bulan Total Bisa Disaksikan di Seluruh Indonesia
BMKG menekankan bahwa seluruh daerah Indonesia berpotensi melihat gerhana ini, dari Sabang hingga Merauke. Namun, keberhasilan pengamatan sangat tergantung kondisi cuaca tiap daerah.
“Selama langit cerah tanpa awan tebal, fenomena ini dapat diamati secara langsung tanpa alat bantu khusus,” terang pejabat BMKG Stasiun Klimatologi Banjarbaru dalam pernyataan resmi.
Untuk pengalaman terbaik, disarankan memilih lokasi terbuka seperti lapangan, pantai, atau tempat minim polusi cahaya. Beberapa lembaga astronomi dan komunitas penggemar langit malam juga menjadwalkan acara nonton bareng (skywatching) di sejumlah kota besar.
Gerhana Bulan Total Aman dan Menarik untuk Diamati
Berbeda dengan gerhana Matahari, gerhana bulan tidak berbahaya bagi mata — tidak dibutuhkan kacamata khusus atau filter. Namun, bagi pencinta fotografi, kamera dengan setting manual atau ponsel dalam mode malam bisa membantu merekam rona merah khas blood moon dengan lebih terang.
Peneliti dari IPB University menjelaskan bahwa warna merah muncul akibat pembiasan sinar Matahari oleh atmosfer Bumi. Sinar biru tersebar ke arah lain, sedangkan sinar merah berbelok dan mengenai permukaan Bulan, menghasilkan rona jingga-ke-merahan yang memukau.
Fenomena Langka — Jangan Lewatkan
Gerhana bulan total malam ini menjadi salah satu peristiwa astronomi paling dinantikan 2025. Setelah ini, Indonesia baru akan melihat gerhana serupa pada 2029.
“Fenomena ini tidak hanya indah, tetapi juga menjadi momen edukatif untuk memperkenalkan sains pada masyarakat, terutama generasi muda,” tambah peneliti ITB.
Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan, pastikan langit di wilayah Anda cerah malam ini. Blood moon diperkirakan mulai muncul sekitar pukul 22.30 WIB hingga menjelang Subuh.***