Internasional

G7 Mendesak Rusia Segera Setujui Gencatan Senjata

G7 Mendesak Rusia Segera Setujui Gencatan Senjata
G7 Mendesak Rusia Segera Setujui Gencatan Senjata/(ilustrasi/@pixabay)

PenaKu.ID – Para Menteri Luar Negeri Kelompok Tujuh (G7), yang terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang, pada Jumat (14 Maret 2025) secara tegas mendesak Rusia untuk segera menyetujui usulan gencatan senjata yang diajukan AS dalam konflik Rusia–Ukraina.

Pernyataan bersama yang diinisiasi oleh Kanada menyebut apabila Moskow menolak, maka konsekuensinya bisa berupa sanksi tambahan, pembatasan harga minyak, hingga penambahan dukungan militer bagi Ukraina.

Promo

Meski Kremlin menyatakan “masih banyak hal yang harus dibahas” sebelum menerima paket gencatan senjata AS, para diplomat G7 menegaskan “dukungan tak tergoyahkan” mereka untuk kedaulatan dan kebebasan Ukraina.

Utusan khusus Presiden AS, Steve Witkoff, bahkan telah berbicara dengan Presiden Putin pada 13 Maret, dan AS akan mengevaluasi respon Rusia saat Witkoff kembali ke Washington.

Desakan Gencatan Senjata G7

Proposal AS mencakup penghentian tembakan tanpa syarat selama 30 hari dan pemantauan internasional. Namun Kremlin, melalui juru bicaranya Dmitry Peskov, masih menunggu penjelasan teknis terkait mekanisme implementasi.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut penundaan ini sebagai “upaya sengaja” untuk memperlambat proses perdamaian.

Bagi G7, semakin lama penundaan, semakin besar risiko eskalasi yang merugikan warga sipil.

Langkah Tambahan G7 jika Rusia Menolak

Para menteri G7 sudah menyiapkan opsi lanjutan berupa:

Sanksi lebih ketat pada sektor energi dan perbankan Rusia

Pembatasan harga minyak Rusia di pasar global

Penambahan paket bantuan militer dan ekonomi bagi Ukraina

Koalisi sukarela untuk memantau gencatan senjata dan menjamin kepatuhan semua pihak

Menlu Inggris David Lammy menegaskan bahwa “koalisi sukarela” sedang dibentuk untuk menyediakan struktur keamanan dan mekanisme pemantauan demi mendukung implementasi gencatan senjata.

Dengan tekanan diplomatik yang kian menguat, kini “bola ada di tangan Rusia,” kata Menlu Kanada Mélanie Joly.

Pilihan Moskow akan menentukan apakah negosiasi damai bisa segera dimulai, ataukah konflik akan berlanjut dengan risiko korban sipil dan ketidakstabilan global yang lebih besar.**

Exit mobile version