PenaKesehatan

Dampak Smartphone pada Anak, Cegah Sebelum Terjadi

66images
Ilustrasi anak bermain gawai (lampung.siberindo)

PenaKu.ID – Dampat negatif terhadap anak yang kecanduan smartphone atau gawai, memunculkan beragam efek yang tidak baik bagi pola fikir dan perkembangan mental anak.

Sejak tahun 2016, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua, Jawa Barat menangani ratusan anak setiap bulannya, yang mengalami kecanduan smartphone.

Umumnya, anak yang mengalami kecanduan smartphone memiliki rentang usia 7 hingga 12 tahun.

Dr. Lina Budiyanti, sub spesialis kesehatan jiwa anak dan remaja mengatakan anak-anak yang masuk RSJ Cisarua umumnya tidak hanya mengalami kecanduan game pada gawai, dilansir dari Halodoc pada Selasa, 12 Januari 2021.

Ada juga anak-anak yang mengalami kecanduan browsing internet hingga menyaksikan YouTube melalui perangkat elektronik satu ini.

Ya, perubahan gaya hidup pada anak-anak memang perlu menjadi perhatian orangtua agar anak tidak alami kecanduan.

Lalu, sebenarnya apa saja dampak kecanduan smartphone pada anak maupun remaja?

Kecanduan Smartphone dapat Sebabkan Gangguan Mental

Ternyata, penggunaan gawai secara berlebihan dapat mengakibatkan gangguan mental.

Anak-anak dan remaja yang lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan bermain ponsel pintar atau bersentuhan dengan teknologi rentan mengalami masalah gangguan perilaku dan gejala attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD.

ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian dan memiliki perilaku yang impulsif serta agresif.

Jika kondisi ini tidak segera diatasi, ADHD bisa memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi anak di sekolah.

Pasalnya, anak dengan kondisi ADHD lebih sering terlihat tidak mendengarkan pembicaraan yang dilakukan secara langsung.

Tidak hanya itu, pengidap ADHD pun mengalami kesulitan mengatur tugas dan aktivitas yang dijalani.

Anak-anak yang mengidap gangguan kesehatan mental ini juga terlihat hiperaktif dan tidak bisa diam.

Biasanya, mereka lebih senang mengganggu orang lain yang sedang beraktivitas.

Jika ibu mendapati anak menunjukkan gejala ADHD, Jangan ragu untuk segera menanyakan penanganannya pada dokter.

Penggunaan gawai yang terlalu lama juga dapat mengurangi kontrol diri dengan baik.

Kondisi ini membuat pengidap ADHD menjadi kesulitan untuk mengendalikan perilaku dan emosi.

Akhirnya, hal ini akan memberikan efek buruk pada kesehatan mentalnya.

Menurut dr. Lina Budiyanti, jumlah anak yang mengalami kecanduan smartphone cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tidak heran, karena anak-anak merasa senang ketika bermain ponsel. Lama-kelamaan, mereka akan mengalami kecanduan apabila penggunaan gawai ini tidak dibatasi.

Tips Agar Anak Tidak Kecanduan Smartphone

Kemajuan teknologi memang memberikan dampak yang sangat signifikan pada kehidupan dan bisa dinikmati oleh siapa saja, termasuk anak-anak.

Namun, tetap dibutuhkan peran dan arahan orangtua dalam menghadapi kemajuan teknologi ini agar anak tidak mengalami kecanduan.

Bukannya melarang anak untuk terbuka dengan teknologi yang sedang berkembang, melainkan memberikan batasan dan aturan pada anak untuk berinteraksi dengan teknologi maupun smartphone agar penggunaannya bermanfaat.

Berikut ini beberapa cara yang bisa ibu lakukan agar anak tidak kecanduan gawai:

Berikan Kegiatan yang Menyenangkan

Ibu, tidak ada salahnya untuk memberikan kegiatan yang menyenangkan pada anak agar ia tidak selalu mencari ponsel.

Aktivitas fisik di luar ruangan bisa menjadi pilihan kegiatan untuk ibu dan anak.

Ajak anak berolahraga, seperti bermain bola atau berenang. Bisa juga memberikan mainan edukatif dan menemani anak bermain.

Berikan Contoh yang Baik

Jika ibu melarang anak untuk terus-menerus bermain dengan smartphone, lakukan hal yang sama agar anak bisa mendapatkan contoh baik yang seharusnya dia lakukan.

Jadi, batasi interaksi dengan ponsel setiap ibu sedang bersama sang buah hati, sehingga  ibu dan ayah bisa lebih dekat dengan mereka.

Batasi Penggunaan Gawai

Sebaiknya orangtua membatasi penggunaan gawai pada anak, misalnya hanya boleh bermain ponsel kurang dari 2 jam per hari dan sesudah ia mengerjakan tugas atau belajar. Namun, tetap sesuaikan dengan kondisi Si Kecil.

Tidak hanya menjaga kesehatan mental, membatasi penggunaan smartphone pada anak juga dapat membuat anak lebih peka terhadap situasi lingkungan dan sosial yang ada di sekitar anak.

Yuk, luangkan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dan lebih dekat dengan sang buah hati!



**Redaksi
Source: lampung.siberindo

Exit mobile version