PenaKu.ID – Sebuah studi terbaru dari Imperial College London yang dipublikasikan di jurnal Frontiers mengungkapkan bahwa krisis iklim dan cuaca ekstrem secara signifikan memperburuk bahaya polusi mikroplastik.
Para peneliti menemukan bahwa seiring pemanasan global, mikroplastik berubah menjadi polutan yang lebih mudah bergerak (mobile), lebih persisten, dan lebih beracun, memperparah “krisis ganda” yang saling memperkuat ini.
Mekanisme Degradasi dan Penyebaran Mikroplastik
Peningkatan suhu dan sinar matahari mempercepat proses degradasi plastik, mengubahnya menjadi fragmen kecil. Studi mencatat bahwa peningkatan selama gelombang panas dapat menggandakan laju degradasi.
Sementara itu, cuaca ekstrem seperti badai dan banjir menyebarkan fragmen ini lebih luas; contohnya badai tropis di Hong Kong meningkatkan konsentrasi mikroplastik pantai hampir 40 kali lipat. Banjir bahkan dapat membentuk “batu plastik” yang menjadi titik panas pembentukan mikroplastik.
Ancaman Mikroplastik
Lebih lanjut, mikroplastik bertindak sebagai “Kuda Troya” dengan membawa zat berbahaya seperti pestisida dan “kimia abadi” yang terperangkap. Suhu yang lebih tinggi memudahkan mikroplastik menyerap dan melepaskan kontaminan ini.
Di sisi lain, kehidupan laut seperti karang dan tiram menjadi kurang tahan terhadap kenaikan suhu dan pengasaman laut akibat adanya mikroplastik, yang kemudian menyebar ke atas rantai makanan hingga ke predator puncak.**
