Internasional

China dan Pakistan Tegas Kutuk Serangan Udara Israel di Suriah

×

China dan Pakistan Tegas Kutuk Serangan Udara Israel di Suriah

Sebarkan artikel ini
China dan Pakistan Tegas Kutuk Serangan Udara Israel di Suriah
China dan Pakistan Tegas Kutuk Serangan Udara Israel di Suriah/(ilistrasi/pixabay)

PenaKu.ID – Serangan udara yang dilancarkan Israel terhadap wilayah Suriah pada pertengahan Juli 2025 kembali menimbulkan gelombang protes dari berbagai negara.

Dalam sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis, 17 Juli 2025, China dan Pakistan secara bersamaan mengecam keras aksi militer tersebut.

Promo
Body Rafting

Paket Body Rafting Pangandaran

Serunya petualangan body rafting dengan harga mulai Rp 70.000. Mau!

pangandaranholidays.com

Pesan Sekarang

Mereka menilai serangan itu merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Suriah dan hukum internasional, yang justru memperumit upaya perdamaian dan transisi politik di negara yang telah dilanda konflik tersebut.

Kecaman untuk Serangan Udara Israel di Suriah

Geng Shuang, Wakil Perwakilan Tetap China untuk PBB, menyatakan bahwa tindakan Israel bukan hanya menyalahi prinsip non-intervensi, tetapi juga meningkatkan risiko eskalasi militer di kawasan Timur Tengah.

“Kami mendesak Israel menghentikan serangan dan menarik pasukannya dari wilayah Suriah segera,” tegasnya di depan anggota Dewan Keamanan.

Pernyataan ini dikuatkan dengan ancaman Beijing untuk menggunakan hak veto jika nantinya muncul resolusi yang dianggap tidak adil.

Asim Iftikhar Ahmed juga kecam Serangan Udara Israel di Suriah

Tetap Pakistan juga menegaskan, “Serangan di Suwayda, Daraa, dan Damaskus jelas melanggar Piagam PBB dan sejumlah resolusi Dewan Keamanan.”

Ia menyoroti adanya pengerahan ulang pasukan Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, yang berpotensi memicu konflik berkepanjangan.

Pakistan menyambut baik tercapainya gencatan senjata terbaru di Suwayda sebagai langkah pertama menuju stabilitas nasional.

Dalam situasi ini, Islamabad mendorong keterlibatan semua pihak—termasuk oposisi dan pemerintah Suriah—untuk memperkuat proses reintegrasi dan rekonstruksi.

Setelah lebih dari satu dekade peperangan, rakyat Suriah dipandang mulai menumbuhkan harapan baru akan perdamaian dan pembangunan kembali negara mereka.

Namun, intervensi militer asing seperti serangan udara Israel justru mengancam upaya tersebut dan menegaskan bahwa penyelesaian politik yang inklusif adalah satu-satunya jalan keluar.**