Ragam

BMKG: Puncak Musim Hujan 2025-2026 Dimulai, Waspada Peningkatan Aktivitas Petir

×

BMKG: Puncak Musim Hujan 2025-2026 Dimulai, Waspada Peningkatan Aktivitas Petir

Sebarkan artikel ini
BMKG: Puncak Musim Hujan 2025-2026 Dimulai, Waspada Peningkatan Aktivitas Petir
BMKG: Puncak Musim Hujan 2025-2026 Dimulai, Waspada Peningkatan Aktivitas Petir/(pixabay)

PenaKu.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan bahwa Indonesia mulai memasuki fase puncak awal musim hujan 2025-2026. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa durasi puncak musim hujan 2025-2026n kali ini diprediksi berbeda dari biasanya, yakni berlangsung lebih panjang mulai awal November 2025 hingga Februari 2026.

Hingga dasarian ketiga Oktober, BMKG mencatat sekitar 43,8% wilayah Indonesia, atau setara 306 zona musim (ZOM), telah resmi memasuki musim hujan. Fenomena khas transisi, seperti cuaca terik di siang hari yang diikuti hujan sedang hingga lebat menjelang sore atau malam hari, telah mendominasi sebagian besar wilayah Jawa bagian Barat dan Tengah.

Puncak Musim Hujan 2025-2026 Bergerak dari Barat ke Timur

Alur puncak musim hujan ini tidak terjadi serentak di seluruh wilayah. BMKG memprediksi pergerakan bertahap. Wilayah Indonesia bagian barat, termasuk Sumatra dan sebagian besar Jawa, diperkirakan mengalami puncak musim hujan pada rentang November hingga Desember 2025.

Selanjutnya, puncak hujan akan bergeser ke kawasan Indonesia bagian tengah dan timur pada periode Januari hingga Februari 2026.

Depok ‘Kota Petir’, Tapi Venezuela Juaranya Puncak Musim Hujan 2025-2026

Memasuki musim hujan, BMKG mengingatkan adanya peningkatan aktivitas petir. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pembentukan awan cumulonimbus. Salah satu wilayah di Indonesia yang dikenal sebagai “kota petir” adalah Depok, Jawa Barat, karena letak geografisnya sebagai area transisi.

Meski demikian, titel “ibu kota petir” dunia dipegang oleh Danau Maracaibo di Venezuela. Fenomena Petir Catatumbo di lokasi tersebut dapat terjadi 140 hingga 160 malam per tahun dengan intensitas hingga 280 kilatan per jam.**