PenaRagam
Trending

Bendungan Cisuru Kental Sejarah, Apa Itu?

Festival Cisuru 2021

PenaKu.IDBendungan Cisuru di Desa Sukarama Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur Jawa Barat tlah lama menjadi pusat buruan wisata bagi masyarkat.

Bendungan Cisuru selain memiliki pemandangan nan indah, ternyata tempat ini juga memiliki nilai historis yang kental dengan zaman Belanda.

Rupanya Bendungan Cisuru ini sudah sejak lama dibangun sejak dua abad silam pada tahun 1897 dengan memiliki terowongan aliran air sepanjang 1.000 meter. Bendungan ini telah dilakukan renovasi pada tahun 2021 silam.

Untuk menjaga kelestarian Bendungan Cisuru, baru-baru ini Bupati Cianjur Herman Suherman meresmikan tempat ini sebagai destinasi wisata dengan menggelar Festival Cisuru 2021 dengan tajuk “Susur Terowongan Bendung Cisuru”.

Bupati Cianjur H. Herman Suherman menerangkan Bendung Cisuru memiliki pemandangan yang indah dan juga memiliki bangunan bersejarah. Yaitu dam saluran irigasi yang lazim disebut Daerah Irigasi (DI) Cihea.

Bupati menerangkan tempat ini dibangun dua abad yang lalu ketika zaman Penjajahan Belanda.

Bendungan tersebut mampu mengairi lahan sawah seluas 5 ribu hektare lebih di tiga kecamatan. Kecamatan Bojongpicung, Ciranjang dan Kecamatan Haurwangi.

Bupati menekankan agar panitia pengelola tempat mampu merawat dan berinovasi dalam melestarikan tempat ini. Supaya lebih menarik dan memincut pemirsa.

Bendungan Cisuru Resmi Dibuka

Bupati mengatakan tempat wisata di Kabupaten Cianjur sekarang ini sudah boleh dibuka, namun tetap dengan protokol COVID-19.

“Sekarang sudah bisa dibuka namun tetap saja para pengelola dan para pengunjungnya harus mematuhi protokol kesehatan dan kapasitas pengunjungnya jangan lebih dari 50 persen,” ujar Herman saat peresmian Festival Cisuru, Kamis kemarin.

Sementara Kepala Desa Sukarama Wahyu Komara menambahkan festival Cisuru 2021 merupakan awal diresmikannya Bendungan Cisuru sebagai destinasi wisata alam dan akan dilaksanakan rutin tiap tahun.

Ia mendorong supaya generasi muda berperan aktif menjadi penerus budayawan sunda dan mampu memerankan jargon Kabupaten Cianjur yaitu “Ngaos, Mamaos dan Maenpo”.

“Ke depannya para Pemuda Desa Sukarama supaya mampu membudayakan Ngaos Mamaos dan Maenpo, karena hal tersebut merupakan budaya leluhur warga Kabupaten Cianjur dan di setiap Festival Cisuru akan selalu ditampilkan seperti sekarang,” pungaksnya.

***

Related Articles

Back to top button