PenaKu.ID – Sejumlah mahasiswa yang terikat dalam Ikatan Mahasiswa Kramatwatu (IMK) mengadakan audiensi dengan Komisi V DPRD Banten.
Dalam audiensinya para mahasiswa ini mengeluhkan pemerataan penyerapan tenaga kerja lokal di sekitar perusahaan di Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten terkhusus perusahaan PLTU Jawa 9-10 dan PT Wilmar.
Ketua umum IMK, Ikbal Elbeta mengatakan, permasalahan ketenagakerjaan lokal tersingkirkan padahal dihimpit oleh dua perusahaan raksasa yakni PLTU dan PT Wilmar.
“Ada tiga desa teratih, Teluk Teratih, dan Desa Tonjong, bahkan 30 persen tidak ada yang masuk ke PT Wilmar,” ujar Ikbal seusai audiensi di Sekertariat DPRD Banten, Selasa (23/3).
Baca Juga:
Menurut Ikbal, persoalan ketenagakerjaan terkesan ditutup-tutupi pemerintah, faktanya potret dilapangan rakyat kesusahan.
Untuk itu, Ikbal meminta DPRD Banten untuk turun tangan sekaligus memanggil Perusahaan terkait untuk memberikan ruang pekerjaan kepada masyarakat lokal.
“Kami meyakini data pemerintah bertentangan dengan fakta dilapangan, di Desa Tonjong saja itu hanya 24 orang yang masuk ke perusahaan,” jelas Ikbal.
Koorditnaor Komisi V DPRD Banten, M Nawa Said Dimyati mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat ini akan segera memanggil kedua perusahaan yakni PLTU dan PT Wilmar untuk dimintai keterangan prihal ketenagakerjaan.
“Kita akan mengajak PT Wilmar untuk diskusi, kita agendakan Selasa depan akan panggil dan kita bicarakan dengan manajemen,” Jelas Nawa.
Berdasarkan hasil audiensi, sambung Nawa, terdapat dua pekerjaan PT Wilmar melakukan recrutmen baik secara langsung maupun diserahkan kepada pihak Outsourching.
“Pihak outsorcing ini juga sudah diberikan masukan untuk mengutamakan tenaga kerja yang ada di sekitar wilayah perusahaan, tapi kayanya disitu ada miss leading,” katanya.
“Kita akan cari solusinya seperti apa. Sehingha PT Wilmar bisa terus melakukan aktivitasnya dan masyarakat mendapatkan manfaatnya,” tandasnya.
Reporter: ASR