PenaKu.ID – Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana meminta masyarakat tetap produktif berkarya kendati saat ini berada di tengah kondisi pandemi Covid-19. Utamanya, bagi warga yang menekuni bidang seni.
Yana menyatakan itu saat berkunjung ke Studio Rosid di Jalan Cigadung Raya Tengah, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kamis (4 Februari 2021). “Saya berpesan buat siapa pun, meski di tengah pandemi tidak boleh berhenti berkreasi dan berinovasi. Paling penting tetap semangat,” katanya.
Yana menuturkan, kedatangnnya ke Studio Rosid merupakan kunjungan pertamanya. Sebab, biasanya dia bertemu dengan Rosid dalam kesempatan gelaran pameran. “Ketemu beliau saat pameran dan tertarik dengan karya beliau. Dengan pensil menghasilkan karya luar biasa,” ujarnya.
Yana menyempatkan berkeliling studio melihat koleksi lukisan karya Rosid. Saat menikmati lukisan yang berjejer di sutio tersebut, Yana tertegun di depan lukisan potret Raden Dewi Sartika.
“Tadi saya perhatikan ada beberapa gambar, timbul auranya, mungkin Kang Rosid waktu membuatnya dengan hati. Sehingga ekspresi lukisan itu timbul,” ungkapnya.
Di lawatan perdananya ini, Yana tak hentinya berdecak kagum melihat isi Studio Rosid. Setiap sudut tempat menyimpan beragam karya dari seniman lukis tersebut. Semua ornamen didominasi dengan visual simbol pensil.
“Banyak karya yang menurut saya nyeleneh. Itulah memang ide kreasi seniman suka muncul tiba tiba dan diekapreaikan mungkin tanpa direncanakan dan langsung diaplikasikan,” katanya.
Yana juga sangat mengapresiasi protokol kesehatan di Studio Rosid. Sekali pun terbuka untuk umum, studio menerapkan standar protokol kesehatan secara disiplin.
Ia menilai Studio Rosid bisa menjadi pilihan masyarakat Kota Bandung yang ingin sekadar bersantai, bahkan menjadi tempat untuk membuat karya. “Ini bisa jadi satu tujuan wisata seni. Mudah-mudahan tempat ini juga bisa menjadi sumber inspirasi,” tegasnya.
Sementara itu, Rosid mengungkapkan bahwa semua benda di studionya tak hanya karya seni, tetapi mencoba untuk menghadirkan filosofi kehidupan sebagai bahan kontemplasi.
“Mudah-mudahan bisa menjadi bahan renungan. Apa yang saya suguhkan ini bukan hanya sekedar benda, tapi energi,” ungkapnya.
“Jadi energi-energi orang terdahulu jangan disepelekan. Energi orang dulu itu hidup tulus menerima apa adanya. Kita sebagai generasi berikutnya bisa mengikuti,” imbuh Rosid.
(DP/HMS)