PenaKu.ID – Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berpotensi terancam longsor di tengah musim penghujan yang sudah turun di wilayah Jawa Barat.
Bencana longsor tersebut mengancam warga di lima titik lokasi berbeda yang merupakan daerah rawan longsor di Desa Girijaya.
Kepala Desa Girijaya, Ujang Sihab mengatakan, dari beberapa titik rawan longsor di wilayahnya sudah terkonfirmasi dari laporan beberapa warga.
Namun, saat ini, lanjut dia, Pemerintah Desa Girijaya sudah berupaya mengajukan proposal untuk antisipasi longsor di pemukiman penduduk kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.
“Kami dari Pemerintah Desa Girijaya sudah mengajukan beberapa bahan penting seperti karung untuk antisipasi bencana longsor di pemukiman penduduk secara prosedural, namun saat ini masih belum ada tanggapan dari BPBD kabupaten Sukabumi, padahal saat ini kami sangat membutuhkan, apalagi di saat musim hujan saat ini, karena di daerah kami rawan longsor,” terang Ujang Sihab, Senin (27/11/2023) kepada awak media.
Lanjutnya, saat ini, ada lima titik yang rawan longsor di dekat pemukiman penduduk, enam titik sudah terjadi longsor, terbaru di terjadi longsor di pemukiman penduduk pada Sabtu 25 November 2023 kemaren, tidak ada korban dalam insiden tanah longsor tersebut.
“Kami berharap BPBD kabupaten Sukabumi, segera mengirimkan beberapa karung sebagai alat untuk mengatasi terjadinya bencana longsor, stok karung di desa kami tidak ada, karung tersebut digunakan sebagai alat penahan sementara di daerah rawan longsor,” ujarnya.
Respons BPBD Terkait Proposal Desa Girijaya
Sementara itu, Pelaksanaan Tugas (PLT) Kepala Bidang Kedaruratan dan logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Medi Abdul Hakim saat dikonfirmasi awak media mengatakan, bahwa saat ini, stok logistik untuk kebutuhan karung di BPBD kabupaten Sukabumi sedang kosong dan sedang melakukan proses pengadaan, ada beberapa wilayah di kabupaten Sukabumi yang saat ini telah mengajukan proposal akan kebutuhan karung diwilayahnya.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat proses pengadaan segara rampung, dan kami akan segera merealisasikan barang tersebut kepada pemerintah desa yang telah mengajukan permohonan,” ungkapnya.
Medi Abdul Hakim berharap masyarakat juga ikut berperan aktif dalam hal mitigasi bencana dan kami juga terus aktif berkomunikasi dengan P2BK di tiap-tiap Kecamatan.
“Saya menghimbau kepada warga yang tinggal di daerah rawan longsor agar senantiasa memasang alat penampungan air hujan atau talang air agar air bisa di aliri ke daerah yang aman, dan upayakan air tidak langsung jatuh ketanah yang dapat menyebabkan kondisi tanah tidak stabil,” pungkasnya.
**Rudy