PenaKu.ID — Gubernur Jabar Ridwan Kamil mulai kembali berdinas usai menjalani masa cuti untuk pemakaman anak sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengawali dinasnya dengan menghadiri acara wisuda putrinya Camillia Laetitia Azzahra, yang sekaligus merupakan acara wisuda almamaternya, di SMAN 3 Bandung, Jalan Belitung, Kota Bandung, Kamis (16/6/2022).
Gubernur yang akrab disapa Emil, dalam pidatonya menyampaikan beberapa pesan penting bagi wisudawan.
Kepada para wisudawan, dia menekankan pentingnya penguasaan pengetahuan mengenai perkembangan teknologi dan ekonomi digital pada masa ini.
“Ekonomi digital saat ini harus dikuasai. Dulu ponsel hanya alat komunikasi, sekarang jadi alat produksi, bisa cari kerjaan, baca koran, dan semua itu kini harus dikuasai,” katanya.
Di zaman sekarang, kata dia, anak muda harus menguasai ekonomi digital dan mengikuti pesatnya perkembangan zaman.
“Dulu handphone hanya alat komunikasi. Sekarang jadi alat produksi, bisa nyari kerjaan, baca koran, dan semua itu kini harus dikuasai,” ujar Emil.
“Saya alumni SMAN 3, masuk angkatan 1988 lulus 1990. Saya juga, sama seperti Eril, saya pengurus OSIS, saya rajin ke DKM dan saya masuk tim sepak bola,” kata Ridwan Kamil, yang menghadiri acara wisuda bersama istrinya, Atalia Praratya.
Kang Emil aktif sebagai siswa SMAN 3 Bandung. Ia pernah menjadi Ketua OSIS hingga aktif di kegiatan masjid sekolah.
Ia pun memotivasi siswa SMAN 3 Bandung agar mampu bersaing dengan anak muda dari berbagai negara lain, seperti Singapura, Australia dan Negara maju lainnya.
“Harus kompetitif, produktif, dan inovatif, harus bisa mengalahkan anak muda di Singapura, Australia, dan negara lain, dengan cara menguasai bahasa sebanyak-banyaknya,” katanya.
Menurutnya, manusia unggul itu ada empat syarat.
Pertama, fisiknya harus sehat.
Kedua, IQ-nya harus cerdas.
Ketiga, akhlak ESQ, harus rajin berbagi.
Dan keempat, rajin ibadah, punya hubungan spiritual.
“Selamat kepada adik-adik yang akan masuk ke perguruan tinggi, apa pun pilihannya sehingga dapat menggapai cita-cita,” ucapnya.
Setelah bercerita tentang keaktifannya saat berseragam putih abu-abu. Kang Emil juga mengenang anak sulung, almarhum Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril yang juga alumni SMAN 3 Bandung.
Kang Emil mengatakan, Eril tak jauh berbeda dengan dirinya saat menimba ilmu di SMAN 3 Bandung. Eril aktif dalam berbagai kegiatan sekolah, seperti OSIS, DKM dan lainnya.
“Kaya anak saya,” kata Kang Emil.
Eril meninggal dunia setelah terseret arus Sungai Aare di Kota Bern, Swiss. Jenazahnya dimakamkan di Kabupaten Bandung pada Senin (13/6).
Ridwan Kamil mengatakan bahwa Eril juga alumnus SMAN 3 Bandung. Eril lulus dari sekolah itu tahun 2017.
Ridwan Kamil Mengenang Eril Semasa Sekolah di SMAN 3 Bandung.
Ridwan Kamil menceritakan kebiasaan Eril menggunakan sepeda ke sekolah dan menitipkan sepedanya kepada petugas satuan pengamanan serta bagaimana kebiasaan itu membuat Eril bersahabat dengan petugas satuan pengamanan di sekolah.
Ridwan Kamil juga mengaku sudah tidak sedih lagi atas kepergian Emmeril Khan Mumtadz.
Masanya untuk bersedih sudah usai setelah dia melepas kepergian putranya, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.
“Jadwal sedihnya sudah lewat hari ini. Kami orang tua yang bahagia. Kami menyadari Eril bukan milik kami lagi, sudah menjadi menjadi milik masyarakat yang sampai hari ini yang menziarahinya banyak sekali,” ujar Emil.
Emil mengaku sudah membuat puisi yang akan dituliskan di makam Eril.
Puisi itu, kata dia, merupakan gambaran Eril semasa hidupnya.
“Saya tuliskan dalam satu puisi yang akan saya tulis di kompleks (pemakaman) almarhum Eril.”
“Siapa yang ingin jadi bunga surga yang indah, diiringi berjuta doa, maka taburlah berjuta benih kebaikan selama di dunia,” katanya.
“Jadwalnya beda-beda tapi tujuannya sama,” tambahnya.
“Anak saya, almarhum Emmeril juga sekolah di sini (SMAN 3), memorinya juga sama, dia hobi sepak bola, aktif di OSIS, main angklung, dan sebagainya,” ujar Emil.
Saat menjabat sebagai Wali Kota Bandung, Emil mengaku sempat memberikan pilihan kepada Eril untuk berangkat sekolah menggunakan sepeda atau jalan kaki.
“Saya bilang ke Eril, dari Pendopo Alun-Alun (rumah dinas Wali Kota) ke SMAN 3 itu dekat, saya kasih pilihan ke sekolahnya jalan kaki atau sepeda.”
“Akhirnya Eril memilih naik sepeda. Tidak banyak anak di zaman itu yang naik sepeda,” katanya.
Setiap hari, Eril biasa menitipkan sepeda di pos satpam.
Saking seringnya, Eril sampai bersahabat dengan satpam.
“Makanya dia bersahabat dengan mantan satpam yang disebut Masbro itu.”
“Anak-anak itu bersahabatnya dengan anak-anak lagi.”
“Kalau ini mah anak-anak bersahabat dengan satpam, itu jarang,” ucapnya.
**Red