PenaKu.ID — Komisi III DPRD Kota Cimahi dan Wakil Ketua, Rini Marthini, SE yang dipimpin Ketuanya,Drs Yus Rusnaya, melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak ) ke Ecowisata Cimenteng terkait adanya masukan dan laporan dari masyarakat soal bantuan Banprov Rp 3,1 miliar yang tidak jelas, Rabu (9/3/2022).
“Terkait pembangunan yang saat ini dengan anggaran Rp 3,1 miliar dari Provinsi Jawa Barat yang tidak jelas,” kata Wakil Ketua, Rini Marthini, SE.
Sidak tersebut juga dikuti anggota Komisi III, H.D Asep Rukmansyah, H Nabsun, Supiyardi, Enil Fadahliza, Aida Cakrawati Konda, H.HD Hidayat, Djoko Taruno, didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Budi Raharja, konsultan PT Alacita Konsultan, Hendra Gunawan, Edi Hermawan dan Hilmi (Pendamping)
Menurut Rini, kondisi ini dikarenakan komunikasi antara pihak dinas dengan komisi III DPRD Cimahi dinilai kurang terjalin baik dari awal pembangunan,
“Masalahnya, manakala terjadi permasalahan komisii III baru dilibatkan, stigma ini yang harus diubah,” jelasnya.
Selanjutnya terang Rini kembali, sebagai rencana Kadisbudparpora terkait Ecowisata Cimenteng merupakan tindakan yang sangat luar biasa, “Bagi Kota Cimahi di samping akan menambah Pendapat Asli Daerah (PAD), dan juga akan mengangkat UMKM.
Tadi juga Pak Nur menjelaskan bahwa kedepannya Eco wisata Cimenteng akan seperti di Puncrut, dan UMKM-UMKM disini nantinya akan terangkat setiap hari libur Sabtu dan Minggu akan ada kunjungan-kunjungan kesini, sehingga masyarakat yang mempunyai usaha-usaha itu bisa terangkat,” papar Rini.
Komisi III DPRD Kota Cimahi Berharap adanya Komunikasi dengan Dinas Terkait
Tidak hanya dengan Propinsi dan Pusat, DPRD Kota Cimahi, lanjutnya, akan turut andil, seperti yang disampaikan oleh Ketua Komisi untuk jalan akan dihandel oleh Kota DPUPR Kota Cimahi, dan TPT nanti akan masuk dari DPKP dan taman-tamannya dari DLH juga, sehingga tidak cukup untuk koordinasi dengan Propinsi dan Pusat saja.
Bahkan harapan Rini juga kedepannya komisi 3 berharap ada komunikasi yang baik antara Dinas terkait dengan komisi 3, karena hal ini menyangkut pembangunan fisik/ infrakstrukturnya,
“Meskipun ini anggaran dari Provinsi kenyataannya di lapangan tidak bisa 100% anggaran dari Provinsi, ada bagian-bagian tertentu yang harus di anggarkan oleh Cimahi diantaranya jalan, Taman dan lain-lain, sehingga kordinasi itu sangat penting untuk kelancaran dari pada pembangunan Ecowisata tersebut,” tegasnya.
Ditambahkan oleh Rini, bahwa Komisi III dari tiap-tiap fraksi juga punya perwakilan di Provinsi maupun di Pusat
“Sehingga apabila komunikasi baik tentunya kita bisa FU / koordinasi juga dengan DPRD Provinsi dan Pusat, untuk sama-sama memikirkan anggaran penyelesaiannya,” ujar Rini.
“Terlepas dari semua permasalahan yang terjadi sekarang saya apresiasi dengan rencana Eco wisata ini, karena melihat dari uraian dinas kedepannya akan sangat bermanfaat baik untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Cimahi dan untuk masyarakat sendiri tentunya akan bisa mendongkrak UMKM setempat,” Tandas Rini.
Sementara itu Menurut Ketua Komisi III, Yus Rusnaya, Sidak ini dari Komisi III dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawasan,
“Alhamdulillah setelah kami mendengar penjelasan dari pak Kadis, bahwa Kota Cimahi ini untuk membangun sebagai kota wisata ini sangat luar biasa,” jelasnya.
“Tapi Alhamdulillah setelah kami tinjau ini, bahwa anggaran walaupun minim bisa terealisasi, dan mudah-mudahan anggaran yang sisanya, belum cair pak Kadis bersama jajarannya bisa merealisasikan kembali agar pembangunan Ecowisata Cimahi, tahun ini bisa terealisasi,” tutur Yus.
Begitu pula menurut Kadisbudparpora Kota Cimahi Budi Raharja, bahwa Eco wisata Cimenteng ini berbasis lingkungan
“Karena daerah Cimenteng ini masuk kepada kawasan Bandung Utara, dan merupakan daerah konservasi alam untuk serapan air, dan wisata alam, seperti untuk camping,” terang Budi.
Menurut Budi kembali bahwa wilayah Cimenteng merupakan center point bahwa Cimenteng Cipageran merupakan wisata alam,
“Dalam Perda itu tentang Rencana Induk Pembangunan (Ripda) wisata Cimahi, disini merupakan kawasan wisata alam, jadi Ekowisata Cimenteng itu adalan center pointnya, sebagai titik kumpul para wisatawan yang akan melihat ke Taman Kehati, dan sasarannya adalah untuk anak sekolah, bagaimana cara untuk bercocok tanam, bagaimana pengolahan sampah, bagaimana cara memeras susu sapi, maka dari itu Ekowisata Cimenteng maskotnya adalah sapi, karena di daerah sini saya tanya ke Dispangtan ada 550 sapi dan peternak ada 135 orang yang di namakan Neng Pedet,” paparnya.
Jadi kata Budi kembali Ekowisata berbasis lingkungan berfungsi untuk mengedukasi para wisatawan terutama untuk anak sekolah.
**Kontr: baja