PenaKu.ID – Rumah Gagasan Bandung membuat inovasi dengan menciptakan komposter aerob yang terbuat dari ember bekas cat berukuran 25 kg yang didesign unik dengan kolaborasi warna-warni.
Bukan tanpa alasan, selain berdaya jual, pengrajin di Rumah Gagasan Bandung, Cakra, peduli akan lingkungan di Kota Bandung dengan sebuah kreasi. Mulailah ia berinovasi hal kecil yang berdampak besar buat lingkungan.
Cakra menyebut komposter merupakan salah satu cara membatasi persoalan sampah di Kota Bandung yang dinilai sudah semakin kritis. Disebutkannya, sampah di Kota Bandung perhari mencapai 1.300 ton.
Biokomposter Rumah Gagasan, lanjut Cakra, bisa sedikit menanggulangi persoalan di atas. Di mana cara kerja biokomposter tersebut adalah dengan cara mendaur-ulang sampah organik menjadi pupuk untuk tanaman. Caranya adalah memilah sampah yang dimungkinkan bisa hancur [sampah organik] untuk dibuang ke tempat biokomposter tersebut.
“Setelah sampah yang sudah dipilah tadi bertumpuk dan mengendap di tempat biokomposter, nanti cairan dan objek komposnya bisa dipake untuk memupuk tanaman apa saja. Manfaat kan,” kata Cakra saat ditemui PenaKu.ID di Rumah Gagasan Bandung di GOR Pajajaran Kota Bandung, Selasa malam (24/8/21).
Diakuinya, Biokompotser produk Rumah Gagasan Bandung ini sedikit berbeda dengan komposer yang sudah banyak dijual dipasaran. Cakra mendesign komposter miliknya ini memberi kemudahan untuk siapa saja yang menggunakannya. Beberapa di antaranya adalah dengan membuat 2 pembuangan, yaitu saluran air dan kompos di setiap sisi diameter. Lalu kemudian memasang 2 buah pipa untuk sirkulasi udara dan yang terakhir memudahkan pengguna untuk membuang sampah dengan membuat lubang pembuangan di atas permukaan.
“Jika kita mau ambil komposnya di dalam ember [komposter] ini ga usah repot buka tutup ember dari atas karena kita udah sediakan saluran pembuangan di bawah jadi udah praktis,” ujar Cakra.
Harga Komposter Aerob Rumah Gagasan Bandung
Untuk membuat komposter ini, dalam satu hari ia mampu menghasilkan sekitar 5 buah dengan beberapa bahan yang sudah disiapkan. Namun, dengan alat manual dan seadanya.
“Paling sekitar 3 jam untuk satu buah komposter ini saya buat. Itu pun dengan cara manual tanpa alat bor dan alat canggih sejenisnya. Ini murni cara klasik dan manual,” tuturnya.
Bagi siapa saja yang ingin mencoba produk biokomposter Rumah Gagasan Bandung ini dan memiliki niat untuk sedari dini ikut mengentaskan persoalan sampah rumah tangga, maka Anda hanya perlu mempersiapkan anggaran sekitar Rp300.000,- dengan datang langsung ke Rumah Gagasan Bandung di GOR Pajajaran Jalan Pajajaran Kota Bandung Jawa Barat untuk mendapatkannya atau bisa dipesan via online di flatform medsos-nya Rumah Gagasan Kota Bandung.
Cakra mengatakan percontohan ini adalah yang pertama di Lahan SOR se Indonesia, dengan nama Ke-BUGAR-aN (Kelompok BURUAN HEGAR Lingkungan). Sayangnya, disebutkannya, gerakan percontohan ini tidak sepenuhnya mendapatkan dukungan dan dikembangkan oleh dinas terkait yang mengelola SOR GOR Pajajaran.
“Bukan sebatas selebrasi gerakan peduli lingkungan ini yang diharapkan oleh Rumah Gagasan Bandung, tetapi SOR GOR dapat menjadi juga tempat wisata olahraga dan menjadi PAD (pendapatan asli daerah) bagi Kota Bandung. Audiensi program telah kami paparkan kepada Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) Kota Bandung, hanya saja hasil audiensi beserta tindak lanjutnya tidak ada sama sekali dari pihak kedinasan,” cetusnya.
Salah satu warga Kota Bandung, Ade (45), yang kebetulan saat itu tengah melihat karya tersebut mengatakan mendukung kreatifitas Rumah Gagasan Bandung. Terlebih hal ini untuk sedikit menaggulangi persoalan sampah. Karena, menurutnya, dari sampah jika tidak dikelola baik sangat berdampak negatif bagi lingkungan dan kehidupan manusia.
“Ini bagus dan saya salut. Saya juga mau coba pake di rumah saya nanti. Lumayan hasil komposnya bisa dipake memupuk tanaman yang ada di sekitar rumah saya,” ujar Ade.
Ia menilai hal ini bakal mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan terutama pencinta dan aktivis lingkungan hidup di Kota Bandung. “saya melihat semangat yang positif dari Kang Cakra ini. Persoalan sampah memang harus dituntasakan oleh kita bersama dengan berbagai cara. Inilah langkah sederhana tapi berkontribusi positif bagi masa depan,” tandas Ade.
***