PenaKu.ID – Di era Kepemimpinan Pelaksana tugas (Plt) Bupati Hengky Kurniawan, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mendapat dukungan moral dari aliansi ormas Islam Kabuapten Bandung Barat.
“Kita memberikan dukungan moral dan mendukung berbagai program Pemkab, karena KBB ini adalah milik semua,” kata KH Aa Maulana di Ngamprah, Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (27/4/2021).
Ia berpesan, jangan sampai Pemkab Bandung Barat itu dijadikan kepentingan pribadi maupun satu kelompok. Pimpinan pemuka agama itu ingin keberadaan KBB dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang agamis, sejahtera dan tertib.
“KBB itu bisa betul-betul dirasakan oleh masyarakat kesejahteraan, agamisnya, keamanan, penertiban dan lainnya. Saya harap yang baik aja terutama yang menyangkut agama,” ujarnya.
Baca Juga:
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawab menjelaskan, kehadiran para tokoh dan pemangku agama yang siap memdukug semua program pemerintah menjadi angin segar baginya.
“Tahun ini memang ujian yang sulit bagi para pemimpin di mana kondisi pandemi COVID-19 yang tidak menentu berakhir. Dan mengahambat berbagai rencana pembangunan,” jelas Hengky.
“Dengan kehadiran Aliansi Ormas Islam ini, kami harapkan dengan doa mengetuk pintu, tak lain untuk bisa membawa KBB ke arah yang lebih baik lagi,” ujar Hengki.
Hengky pun berharap, dukungan yang diberikan aliansi ormas Islam bisa membawa keberkahan bagi semua pihak.
Hengky pun meyakini, kekuatan doa para kiyai sebagai modal utama baginya untuk melangkah, sehingga diberikan ketenangan dan kelancaran.
Peran aliansi ormas Islam bagi Hengki, sangat berarti dalam menjalankan roda pembangunan. Menurutnya, wajar apabila pemerintah memberikan apresiasi.
Sebagai bentuk apresiasi yang akan diberikannya, Pemkab Bandung Barat akan menyuport anggaran untuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang pada tahun sebelumnya tidak teranggarkan.
Sementara, untuk aliansi ormas Islam ia berjanji akan mengupayakan paling cepat di APBD Perubahan.
“Saya sudah mendatangani SK hibah sebesar Rp 7,1 miliar (untuk MUI) untuk guru ngaji, sebesar Rp3 miliar. Mudah-mudahan ini sebagai langkah yang baik untuk kita bisa betul-betul mengimplementasikan akur yang R-nya, religius,” tandasnya.
**CepDar