Tutup
PenaRagam

Rumah Kompos Cisurupan, Jadi Barometer Kawasan Edukasi

×

Rumah Kompos Cisurupan, Jadi Barometer Kawasan Edukasi

Sebarkan artikel ini
IMG 20210320 201505
Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan AT., MM, meresmikan Rumah Kompos Cisurupan bersama Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Ir. Wiratno, M.Sc, di Rumah Kompos Cisurupan, Cibiru, Sabtu, (20/3/2021)

Penaku.ID – Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan AT., MM, meresmikan Rumah Kompos Cisurupan bersama Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ir. Wiratno, M.Sc, di Rumah Kompos Cisurupan, Cibiru, Sabtu, (20/3/2021).

Hadir pula Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana, S.Pd.I, Perwakilan Pertamina, Kadis DLHK Kota Bandung, Satuan Tugas Citarum Harum, dan aparat kewilayahan setempat.

Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, AT., MM, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kolaborasi dan inovasi dengan kegiatan lingkungan membuat Rumah Kompos tersebut.

“Kami apresiasi penggiat lingkungan salah satunya yang mendukung pembangunan Kota Bandung, Rumah Kompos akan jadi barometer kawasan edukasi, sehingga lingkungan menjadi baik, bagaimana membuat kompos, dan merawat sungai,” tuturnya.

Tedy mengatakan, kegiatan ini menjadi salah satu dari pilar Kota Bandung yaitu desentralisasi, kolaborasi dan inovasi. Pilar hari ini yang telah dilaksanakan yaitu kolaborasi yang kontruktif bersama pihak Pertamina, DLHK dan PU, dan kewilayahan.

Tedy berharap dengan kolaborasi dan inovasi seperti ini bisa menangani permasalahan lainnya di Kota Bandung.

“Mungkin dengan semacam ini kita bisa berkolaborasi dari berbagai lini sudut, termasuk juga dengan pemerintah kabupaten untuk wilayah perbatasan seperti ini, masalah lingkungan, salah satunya masalah banjir, juga sampah rumah, ini perlu diurus,” kata Tedy.

Tedy menambahkan harapannya agar pemerintah pusat pun ikut mendukung pemerintah Kota Bandung dalam pengelolaan sampah di Kota Bandung.

“2023 TPA di Sarimukti akan selesai masa operasinya. Sehingga Pemkot Bandung perlu mengupayakan TPA yang representatif untuk mengelola sampah sesuai Undang-Undang, dengan adanya rencana TPA Legok Nangka di Nagreg. Semoga pemerintah pusat membantu kami, karena biaya tipping fee masih terlalu berat bagi Kota Bandung,” ujar Tedy.

Di luar hal itu, Tedy menambahkan, Pemerintah Kota Bandung telah memberikan layanan pengelolaan sampah dengan adanya program Kang Pisman, dan Burusan SAE.

Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Ir. Wiratno, M.Sc, juga mengapresiasi peresmian Rumah Kompos Cisurupan, dan berharap masyarakat bisa teredukasi dengan kegiatan Rumah Kompos tersebut.

“Apresiasi ini luar biasa, karena dengan ini perilaku masyarakat berubah, tidak lagi membuang sampah ke sungai, tidak membuang kotoran ternak ke sungai. Kabupaten juga diminta untuk koordinasi peternak untuk hal ini. Tentunya didukung dengan kebijakan Pemkot Bandung untuk ternak dan air sungai. Namun tetap, edukasi tetap nomor satu, ke SDM, ke masyarakat ini yang harus dilakukan,” ujar Wiratno.

(Dwok)

.