PenaKu.ID – Panglima Angkatan Bersenjata Iran, Amir Hatami, menegaskan bahwa ancaman dari Israel tetap nyata dan harus diwaspadai sepenuhnya.
Pernyataan ini disampaikan pada Minggu (3/8/2025), menyusul meningkatnya ketegangan sejak serangan udara Israel dan Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran pada Juni lalu.
Serangan balasan oleh Teheran telah melibatkan rudal dan drone ke wilayah Israel.
Ketegangan Memuncak Pasca Serangan Nuklir Iran Juni 2025
Pada 22 Juni 2025, serangan udara Amerika Serikat—sekutu utama Israel—menghantam fasilitas nuklir Iran di Fordow, Isfahan, dan Natanz.
Meski pemerintah AS mengklaim serangan bersifat defensif, Teheran menganggapnya sebagai agresi yang melanggar kedaulatan.
Balasan Iran berupa rentetan serangan rudal dan drone sempat menewaskan sejumlah warga sipil Israel, memicu kekhawatiran akan eskalasi lebih besar.
Sikap Keras Iran: Kesiapan Rudal dan Drone Pasca Serangan Nuklir Iran
“Ancaman sekecil 1% harus dianggap sebagai ancaman 100%,” tegas Hatami, mengutip Kantor Berita Republik Islam Iran (IRNA). Ia menegaskan kekuatan rudal dan drone Iran tetap siap operasi kapan saja.
Pernyataan ini muncul setelah peringatan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, yang sempat mengancam serangan lanjutan jika dinilai terancam.
Konflik antara kedua negara telah merenggut lebih dari 1.000 jiwa di pihak Iran, sementara balasan Iran menewaskan puluhan warga Israel.
Hingga kini, kerusakan pada program nuklir Iran belum dipastikan. Dunia menyoroti perkembangan ini dengan cemas, mengingat potensi konflik penuh yang dapat meluas ke kawasan.**