PenaKu.ID – Ada pemandangan berbeda di Kompleks Perkantoran Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Pasalnya, peringatan Hari Buruh (May Day) yang biasanya diperingati tiap 1 Mei kali ini diperingati di akhir bulan Mei.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan mengatakan, peringatan Hari Buruh ini memang biasanya diperingati setiap 1 Mei, namun karena kemarin masih Ramadan dan mendekati Idulfitri baru bisa dilaksanakan akhir bulan ini.
“Mungkin di tahun sebelumnya hanya diperingati dengan aksi unjuk rasa, namun kali ini lebih berkesan karena kita ada bakti sosial dan lainnya,” katanya. Selasa, (31/5/22).
Menurutnya, buruh merupakan elemen yang penting untuk pembangunan. “Apalagi kita memiliki mimpi menuju Bandung Barat Ekonomi Kuat 2030,” ujar Hengky Kurniawan.
Ia menilai, dengan adanya kegiatan seperti ini diharapkan mampu menciptakan iklim yang kondusif.
“Tentu kita harapkan ini jadi momentum untuk menjalin mitra yang baik antara pemerintah, pengusaha dan buruh sendiri,” ucap Hengky Kurniawan.
Hengky Kurniawan berharap, ke depan segala macam persoalan bisa diselesaikan dengan duduk bersama tanpa harus ada aksi demonstrasi dan lainnya.
Termasuk, sambung dia, tidak melakukan aksi yang merugikan semua pihak baik bagi buruh maupun mogok kerja, seperti mogok kerja.
“Segala sesuatunya kita ingin selesaikan dengan musyawarah, makanya beberapa kita bangun chemistry. Ada waktu itu kita keluar kota dengan APINDO tentunya saya hadir. Saya lihat ketua APINDO sudah mulai cair, ke depan kalau chemistry enak itu tidak perlu ada aksi-aksi. Kita bisa kondusif,” harap Hengky Kurniawan.
Sementara itu, Perwakilan Buruh, Dede Rahmat mengatakan, biasanya peringatan May Day itu kerap kali diwarnai aksi unjuk rasa yang memang hingga saat ini banyak permasalahan ketenagakerjaan yang belum terselesaikan.
“Saya berterimakasih karena ada perhatian khusus, ini suatu kemajuan yang sangat baik,” katanya.
Kendati demikian, jelas dia, pihaknya patut mengacungi jempol lantaran pemerintah juga memperingati May Day di akhir Mei ini.
“Jadi rekan buruh juga dalam menuntut hak mereka bisa tetap terlaksana sebelum kegiatan ini,” jelasnya.
Ia mengaku, dirinya pun telah menyampaikan bahwa seluruh pihak harus mengetahui sejarah May Day itu seperti apa.
“Di mana PR terbesar saat ini kebalikan dari tuntutan May Day terdahulu, sejarah May Day itu dilaksanakan oleh buruh di Amerika tepatnya di Chicago pada saat itu mereka menuntut jam kerja,” ujarnya.
Ia menuturkan, dulu itu jam kerja buruh pabrik itu 16 jam hari dan hal itu banyak memakan korban dan tumpahan darah. Sehingga dari 16 jam itu berhasil berubah menjadi 8 jam.
“Saat ini buruh KBB itu justru kebalikan dari 8 jam mereka menuntut ingin 12 jam. Karena ketika lebih 8 jam kerja itukan hitungannnya lembur,” tuturnya.
Ia menerangkan, kenapa mereka menuntut seperti itu. Hal tersebut lantaran upah mereka kecil. Sehingga menuntut ingin 12 jam supaya ada tambahan uang lembur.
“Inilah yang menjadi ‘PR’ besar baik untuk pemerintah maupun kita, khususnya serikat pekerja. Yaitu dengan dibuktikan UMK kemarin dimana pada tahun 2022 ini di Jabar, khusus KBB itu tidak ada kenaikan upah,” terangnya.
Dengan begitu, kata dia, solusi dari para buruh satu-satunya dengan menuntut agar jam kerja diberikan lebih dari 8 jam agar ada tambahan uang lembur.
“Tadi saya katakan kepada pak Plt Bupati Bandung Barat untuk meminta meminta segera laksanakan janji politiknya pa Plt atau dulu pasangan AKUR yang punya janji terhadap buruh salah satunya perumahan murah,” ujarnya.
Ia menyebut, dengan cara seperti itu setidaknya mampu mengurangi beban para pekerja yang tadinya harus bayar kontrakan satu petak per bulan sebesar Rp 500 ribu.
“Tapi coba cari solusi dan kita sudah menemukan beberapa perumahan dengan subsidi,” pungkasnya.
**