PenaKu.ID – Pencari kerja sudah bisa melamar pekerjaan lewat aplikasi ketenagakerjaan “Nyari Gawe”. Sebanyak 64 perusahaan telah terdaftar dalam aplikasi buatan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) tersebut.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat Adi Komar menjelaskan, aplikasi “Nyari Gawe” memungkinkan perusahaan memasang dan mengelola lowongan kerja, melakukan wawancara daring, hingga menyeleksi kandidat sesuai kualifikasi dengan dukungan kecerdasan buatan (AI).
“Kami terus mengembangkan fitur aplikasi sesuai masukan dari perusahaan dan pengguna. Tujuannya agar ekosistem ketenagakerjaan di Jabar semakin terhubung dan efisien,” jelas Adi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Ketenagakerjaan bertema “Membangun Konektivitas Lowongan Pekerjaan dengan Aplikasi Nyari Gawe” di Gedung Sigrong Bale Sri Baduga, Kabupaten Purwakarta, Selasa (14/10/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menuturkan, Pemdaprov Jabar menjembatani pencari kerja dan perusahaan secara lebih cepat, terbuka, dan transparan melalui aplikasi “Nyari Gawe”.
Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, menekankan pentingnya transparansi dan keterbukaan informasi dalam hal perekrutan tenaga kerja.
Aplikasi Nyari Gawe Tekan Pengangguran
Oleh karena itu, aplikasi “Nyari Gawe” hadir sebagai wadah digital untuk memastikan semua lowongan kerja dapat diakses masyarakat pencari kerja secara langsung.
“Jangan sampai aplikasi ‘Nyari Gawe’ hanya ramai pelamar tapi lowongannya tidak ada. Kita ingin sistem yang benar-benar nyata menghubungkan perusahaan dengan pencari kerja,” tegasnya.
KDM juga menyebut, perusahaan yang enggan membuka informasi lowongan kerja secara publik akan diumumkan secara terbuka oleh pihaknya. Langkah ini dilakukan untuk mendorong perusahaan berperan aktif dalam menyejahterakan masyarakat Jawa Barat.
Di samping itu, selain lewat digitalisasi informasi ketenagakerjaan, Pemdaprov Jabar juga turut menyiapkan strategi peningkatan kompetensi tenaga kerja.
Orang nomor satu di Jabar itu menegaskan, pemerintah daerah membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak termasuk TNI dalam hal pelatihan atau capacity building, pengembangan kapasitas untuk calon tenaga kerja agar siap kerja sekaligus berkarakter kuat.
“Kami ingin tenaga kerja yang lahir dari Jawa Barat bukan hanya siap bekerja, tapi juga punya karakter kuat dan disiplin tinggi,” kata dia.
Lebih jauh, dengan kolaborasi lintas sektoral dan pemanfaatan teknologi digital dalam aplikasi “Nyari Gawe”, Pemdaprov Jabar berupaya menurunkan angka pengangguran sekaligus memperkuat ekosistem tenaga kerja yang adaptif, transparan, dan berkeadilan.
Dengan begitu aplikasi “Nyari Gawe” menjadi wujud nyata transformasi digital Pemda Provinsi Jabar dalam bidang ketenagakerjaan untuk membuka peluang, mempertemukan harapan, dan membangun masa depan kerja yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh warga Jabar.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar, I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka memaparkan, angka pengangguran di Jabar pada Februari 2025 mencapai 1,81 juta orang atau 6,74 persen.
Meski menurun 0,17 persen dibanding tahun sebelumnya, tantangan masih besar terutama karena pengangguran didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar menargetkan penurunan tingkat pengangguran hingga satu persen pada tahun ini. Oleh karena itu, pelatihan, pemagangan, dan pemanfaatan aplikasi “Nyari Gawe” menjadi kunci.**