Tutup
Pemerintahan

Wiwin Komalasari Mengaku Hanya Seru-seruan, Pengamat Nilai Tidak Bisa Tempatkan Posisi Sebagai Pejabat Negara

×

Wiwin Komalasari Mengaku Hanya Seru-seruan, Pengamat Nilai Tidak Bisa Tempatkan Posisi Sebagai Pejabat Negara

Sebarkan artikel ini
Wiwin Komalasari Mengaku Hanya Seru-seruan, Pengamat Nilai Tidak Bisa Tempatkan Posisi Sebagai Pejabat Negara
Sumber dari Akun tiktok @ratuwk1414: Momen Kades Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Wiwin Komalasari Mengaku Hanya seru-seruan terkait Videonya Tertawa Terbahak-bahak dan Geli Mendapatkan Nasi Berkat

PenaKu.ID – Buntut video dirinya viral, tertawa terbahak-bahak dan geli karena mendapatkan Nasi Berkat, Kades Wiwin Komalasari mengaku hanya seru-seruan.

Akibat tindakan yang dinilai tidak pantas sewaktu selesai menghadiri Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Bogor, lalu berbicara seperti divideo yang berisikan kades tersebut tertawa terbahak-bahak dan merasa geli karena mendapatkan nasi berkat.

Kades Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan tersebut yang selalu tampil hedon nan mewah di media sosial dan selalu viral tersebut, berdalih tindakan pada tanggal 20 Febuari 2025 yang lalu hanya Seru-seruan.

Wiwin Komalasari Mengaku Hanya Seru-seruan 

“Kronologinya, sebetulnya kita tidak ada niatan untuk menghina iya, melainkan seru-seruan gitu, kita dapat makan itukan di besek iya dan kita tidak makan disana melainkan kita bawa ditengteng, kita seru-seruan, seneng gitu” kata Wiwin Komalasari di akun tiktok @ratuwk1414 yang diunggah Senin (24/2/2025) dan berdalih seru-seruan tindakannya di video Viral tersebut.

Menurut dia, kata-kata ‘Geli yang dilontarkannya bukan berartikan ‘jijik’ melainkan ‘lucu’.

“Saya sendiri pribadi orang Sunda, jadi berbicaranya, ih lucu ya kita seru-seruan bawa tengtengan ini, bawa berkat ini, lucu banget gitu, seneng banget karena memang kita makan bareng-bareng di parkiran,” ucapnya.

Dan ia menceritakan bahwa Nasi tersebut dimakan oleh dia dan beberapa kades lainnya diparkiran dan bukan niatan menghina.

“Disitu memang kita ada berbicara jomet, jomet itu apa si jomet itu ‘Keju Saemet’ kata orang Sunda mah. Dan saya sendiri pun itu menenteng bukan hanya saya bersama teman-teman, seru aja, seneng gitu tidak ada untuk unsur menghina ataupun melecehkan,” ungakpnya. 

Kata-kata ‘Geli’ yang dilontarkannnya Mengaku Hanya Lucu-lucuan 

Lalu ia beranggapan terkait video dirinya tersebut tidak mengetahui bahwa video tersebut akan meledak (Viral).

Dan ia lanjut mengatakan bahwa, intinya dengan adanya dirinya berbicara seperti divide, ia menggaris besarkan bahwa kata-kata ‘Geli’ bukan menghina ataupun mencemoohnya ke makanan ataupun ke tengteng berkat tersebut.

“Melainkan happy seneng, karena memang saya juga periang suka mengakak kalau ketawa memang saya humoris. Mungkin yang kenal saya tau kali yaa, karena memang dengan saya menenteng itu dengan seneng gitu,” kata Wiwin.

Dalam arti, lanjut Wiwin Komalasari, bukan menghina siapapun ataupun tengtengannya itu sendiri dan berkat tersebut. Ia mengaku tidak ada niatan dan unsurnya hanya happy dan senang-senang saja karena hanya seru-seruan.

Lalu, dengan viralnya video dirinya ia mengatakan akan lebih hati-hati dalam berucap, serta ucapan yang dilontarkannya tidak ada niatan menghina ataupun apapun itu.

“Kadang orang lain berfikir, jadi beda gitu dan saya akan memperbaiki lagi, lebih baik lagi dan saya minta maaf kalaupun itu ada yang tersinggung tapi saya sendiri tidak ada niatan untuk mengina ataupun ketersinggungan itu sendiri,” tutupnya.

Pengamat Menilai Kelakuan Kades Tersebut Sebagai Pejabat Negara adalah Kelakuan yang tercela 

Sementara itu, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Founder Lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus) Yusfitriadi, sebelumnya dikutipannya mengatakan, bahwa bukan hanya pejabat saja yang bukan pejabat jika kelakuan seperti itu tercela.

“Saya pikir ini kan juga kembali urusan mentalitas yang suatu hal yang tidak perlu, terlebih kemudian jangankan pejabat, bukan pejabat itu saya pikir itu adalah kelakuan yang tercela,” kata Yusfitriadi, Senin (24/2/2025).

Yusfitriadi menjelaskan bahwa Kades tersebut bermasalah pada mentalitas psikologis, oleh karena itu tidak bisa menempatkan diri ketika Kepala Desa tersebut sudah menjadi Pejabat Negara.

Tindakan yang Merendahkan Dirinya Sebagai Pejabat Negara 

Menurut kang Yoes, Kepala Desa tersebut bukannya menunjukkan kinerjanya sebagai pejabat negara malah merendahkan dirinya sebagai pejabat.

“Malah kemudian juga menampilkan performa-performa yang merendahkan dirinya sebagai pejabat negara,” ujar Yusfitriadi.

Ikuti dan Update Berita dari PenaKu.ID di Google News

**