PenaKu.ID – Varian Stratus, secara ilmiah dikenal sebagai XFG, kembali mengejutkan dunia kesehatan.
Sebagai turunan Omicron, Stratus diklasifikasikan oleh WHO sebagai Variant Under Monitoring (VUM) sejak 25 Juni 2025 karena tingginya proporsi penyebaran global.
Di Indonesia, Varian Stratus ini mencatat dominasi kasus yang signifikan sejak Mei 2025.
Mutasi Spike dan Kemampuan Menyebar Varian Stratus
Stratus memiliki mutasi pada protein spike yang memungkinkannya menghindari antibodi—baik dari infeksi sebelumnya maupun hasil vaksinasi.
Meski meningkatnya kemampuan penularan, belum ada bukti bahwa Stratus menyebabkan gejala lebih berat dibanding varian lain seperti Nimbus (NB.1.8.1).
Gejala khas Stratus meliputi suara serak (hoarseness), pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam ringan hingga sedang.
Data Dominasinya Varian Stratus di Indonesia
Menurut laporan Kementerian Kesehatan, pada Mei 2025 Stratus menyumbang 75% kasus COVID-19; pada Juni 2025 mencapai 100% dari spesimen teruji.
Meskipun peningkatan moderat—291 kasus positif dari 12.853 spesimen hingga akhir Juli—varian ini tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta. Jaringan sentinel 39 puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 balai karantina terus memantau pergerakannya.
Sebagai varian dengan risiko rendah, Stratus belum meningkatkan angka kematian. Meski demikian, kelompok rentan—lansia, anak-anak, dan penderita komorbid—harus tetap waspada.
Kepatuhan protokol kesehatan, vaksinasi lanjutan, dan peningkatan kesadaran gejala desentral dapat membantu menekan penyebaran.**