PenaPendidikan

Wapres RI & Gubernur Jabar cek sejumlah protokol kesehatan di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi

×

Wapres RI & Gubernur Jabar cek sejumlah protokol kesehatan di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi

Sebarkan artikel ini
IMG 20200709 143659
IMG 20200709 143659
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dampingi Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tinjau persiapan Jabar gelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada 13 Juli 2020 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Rabu (8/7/20). 

PenaKu ID – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dampingi Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tinjau persiapan Jabar gelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada 13 Juli 2020 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Rabu (8/7/20). 

Dalam kunjungan tersebut, Wapres RI dan Nadiem mengecek sejumlah protokol kesehatan, seperti jaga jarak, pakai masker, pelindung wajah, dan tempat cuci tangan. 

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– mengatakan, tujuan dari peninjauan tersebut adalah memastikan sekolah telah menyiapkan protokol kesehatan guna menjaga peserta didik dari sebaran COVID-19. 

“Pak Wapres mengapresiasi Kota Sukabumi yang sudah berada di zona hijau sekaligus mengecek kesiapan sekolah serta pesantren. Di SMAN 4, beliau melihat opsi-opsi keamanan. Ada yang pakai makser saja, ada yang masker dan sekaligus face shield, ada juga tambahan dengan box plastic di tiap meja,” kata kang Emil. 

Kang Emil menegaskan, KBM tatap muka hanya berlangsung di daerah yang sudah berada di zona hijau atau level 1. Menurut ia, pembukaan sekolah akan dilakukan secara bertahap dan mengutamakan keselamatan peserta didik.

“Yang didahulukan adalah SMA dan SMP. Baru nanti setelah lancar ke SD,” ucapnya.

Kang Emil berharap Kota Sukabumi dapat memicu semangat daerah lain untuk menangani COVID-19 dan masuk zona hijau. 

“Semoga minggu-minggu kedepan yang zona hijau di Jabar makin bertambah,” katanya.

Wapres RI mengatakan, persyaratan atau protokol kesehatan di SMAN 4 Sukabumi sudah terpenuhi. Salah satunya membagi jadwal KBM guna menghindari kerumunan. Maka itu, ia memberikan apresiasi karena pembukaan sekolah di Jabar disertai dengan persiapan yang komprehensif. 

“Tadi di SMAN 4 saya melihat, walapun pusat memperbolehkan dua sif, tapi di situ dibagi menjadi tiga sif. Lebih hati-hati lagi. Kemudian disamping memakai masker, face shield bahkan ada kotak plastik di tiap meja,” ucap Wapres RI. 

Menurut Wapres RI, metode pembelajaran dan protokol kesehatan yang diterapkan SMAN 4 Kota Sukabumi ini dapat menjadi percontohan bagi sekolah lain di zona hijau. 

“Saya kira ini jadi contoh yang baik, jadi banyak inovasi yang patut dicontoh. Saya harap di daerah lain, kalau mau buka sekolah, harus membuat cara-cara yang paling aman, tapi pembelajaran berjalan efektif,” katanya.

Wapres RI pun menegaskan, daerah yang belum berzona hijau dalam kewaspadaan COVID-19 belum dapat menggelar KBM tatap muka. Bagi daerah yang sudah zona hijau dan akan membuka sekolah pun tetap harus memenuhi persyaratan dan diawasi secara ketat.

“Aturannya untuk zona hijau dibolehkan memulai sekolah tatap muka dan ternyata Kota Sukabumi ini hijau tapi tentu harus ada syaratnya supaya aman dari COVID-19, dan yang diluar daerah hijau belum boleh,” ucapnya. 

Tinjau Pesantren

Seusai meninjau SMAN 4 Kota Sukabumi, Wapres RI meninjau protokol kesehatan Pondok Pesantren (ponpes) Assobariyyah Kota Sukabumi. 

Wapres RI menyatakan, Ponpes Assobariyyah Kota Sukabumi dapat menjadi contoh bagi pondok pesantren yang sudah memulai kegiatan pendidikan dan keagamaan. 

“Saya liat ini juga harus jadi contoh, area pesantren disterilkan, santrinya juga di-rapid test supaya aman, lalu disediakan tempat cuci tangan, rutin disemprot disinfektan, jadi kita harapkan juga ini jadi model untuk pesantren,” kata Wapres.

“Jangan sampai membuka pesantren, tapi tanpa persiapan matang, tanpa ada pengawalan dan pengawasan,” tambahnya.

Pemerintah pusat akan membantu pesantren untuk pembangunan sarana MCK hingga perluasan kamar santri atau kobong agar tidak terjadi kerumunan.

“Pesantren-pesantren ada yang Rp50 juta beda-beda untuk membangun MCK oleh Kementerian PUPR, atau untuk kamar karena kan suka ada yang satu kamar dihuni oleh banyak santri,” ucapnya.

Kang Emil mengatakan, pihaknya intens mengecek protokol kesehatan pesantren di Jabar.

“Protokol saya monitor ke berbagai pesantren sudah siap jadi kita gabung panduan dari Kemenag dan gugus tugas Jabar,” ucapnya.

JS/hms