Tutup
PenaSosial

Summer Camp Ke-4, Kang DS Semangati Anak-anak Difabel

×

Summer Camp Ke-4, Kang DS Semangati Anak-anak Difabel

Sebarkan artikel ini
Summer Camp Ke-4, Kang DS Semangati Anak-anak Difabel
Summer Camp Ke-4, Kang DS Semangati Anak-anak Difabel

PenaKu.IDSummer Camp ke-4 anak-anak difabel kali ini digelar di Sekolah Alam Al Ghozali Kampung Pasirmadur Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Jawa Barat, Sabtu (12/8/2023).

Kegiatan Summer Camp ke-4 yang dilaksanakan hingga Minggu (13/8/2023) ini menyuguhkan berbagai rangkaian kegiatan berkaitan dengan pemberian edukasi terkait kondisi alam dan lingkungan sekitar.
Mulai dari pelaksanaan penanaman pohon, permainan tradisional, mitigasi bencana, bantuan hidup dasar, api unggun, unjuk kabisa, edukasi hidroponik, diskusi, pengenalan reptil, dan lomba Agustusan.

Bupati Bandung Dadang Supriatna didampingi Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Indra Respati dan jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung menyempatkan hadir di antara peserta Summer Camp Ke-4 itu. Sedangkan anak-anak thalasemia akan hadir pada Minggu (13/8/2023), untuk mengikuti rangkaian kegiatan Summer Camp ke-4 ini.

Pada kesempatan itu, Bupati Bandung didampingi pihak panitia pelaksanaan Summer Camp ke-4 Denni Hamdani sempat memberikan bantuan pohon dan buku bacaan kepada para peserta Summer Camp di lingkungan sekolah alam Al Ghozali Pasirmadur yang merupakan ajang tempat belajar, bermain, berpetualang, dan menghafal Al-quran.

Bupati Dadang Supriatna sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan Summer Camp tersebut.

“Ini sebagai bentuk kepedulian rekan-rekan terhadap difabel,” kata Dadang Supriatna di tengah-tengah anak-anak dan para orang tua anak difabel tersebut.

Bupati Bandung pun sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia pun berharap pelaksanaan silaturahmi melalui kegiatan Summer Camp ini bisa terus konsisten.

“Saya berharap pertemuan ini bukan hanya saat ini saja, tapi terus berkelanjutan,” ujarnya.

Dadang Supriatna juga berharap kepada sejumlah pihak untuk terus membantu anak-anak difabel.

Dalam sambutannya ini, Kang DS menyemangati anak-anak difabel untuk tidak berkecil hati dan harus punya semangat hidup yang lebih baik ke depannya.

Menurutnya, anak-anak difabel juga harus mendapat perhatian khusus. Mengingat anak-anak difabel memiliki hak yang sama, baik dalam hal mendapatkan layanan pendidikan maupun kesehatan.

Dua Momentum Penting Summer Camp Ke-4

Sementara itu, Pihak Panitia Summer Camp 4 Denni Hamdani mengatakan, kegiatan Summer Camp ini melibatkan anak-anak difabel dan thalasemia, setelah tiga tahun vakum akibat pandemi COVID-19.

“Summer Camp 1 di Saung Monteng Kamojang Ibun tahun 2017, Sammer Camp 2 di Gunung Puntang Cimaung tahun 2018, dan Summer Camp 3 di Manglayang tahun 2019, dan Summer Camp 4 yang saat ini dilaksanakan di Sekolah Alam Al Ghozali Pasirmadur Ciparay,” jelas Denni Hamdani.

Denni mengatakan dalam pelaksanaan Summer Camp 4 ini berkaitan dengan dua momentum hari nasional, yaitu Hari Hutan Nasional tanggal 8 Agustus dan Hari Konservasi Alam Nasional tanggal 10 Agustus.

Selain kegiatan mitigasi bencana, kata Denni, dalam summer camp 4 diselenggarakan kegiatan untuk kecakapan anak-anak dan kegiatan penanaman tanaman produktif untuk hutan talun.

“Yang ditanam pohon-pohon produktif. Diharapkan ini jadi area konservasi, karena daerah ini daerah yang kritis air,” katanya.

Dikaitkan dengan konservasi, imbuh Denni, pada hari Minggu besok ada pelepasan burung dan pengenalan reptil.

“Dikaitkan juga dengan menyambut Hari Kemerdekaan 17 Agustus, ada pembagian buku untuk masing-masing sekolah. Yaitu buku mengenai bela negara dan mengenai Pancasila bantuan dari Kementrian Pertahanan dan Bappenas.

Denni berharap nilai edukasi dari pelaksanaan Summer Camp ini adalah kemandirian dari anak-anak difabel dan thalesemia karena mereka juga memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti anak-anak lainnya.

“Kita mengetahui bahwa Indonesia menghadapi bonus demografi dan diharapkan mereka juga bisa menjadi bagian yang dapat memberikan sumbangsih untuk mencapai program Indonesia Emas tahun 2045, 100 tahun Indonesia merdeka. Karena di era mereka lah, ketahanan Indonesia dipertaruhkan (generasi muda), termasuk anak berkebutuhan khusus,” tutup Denni.