PenaKu.ID – Penelitian arkeologi terus mengungkap fakta mengejutkan tentang kehidupan masa lampau, bahkan dari sumber yang tidak biasa seperti kotoran manusia purba. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal PLOS One menganalisis feses kering (paleofeces) berusia 1.300 tahun dari sebuah gua di Meksiko.
Temuan ini memberikan gambaran jelas mengenai kondisi kesehatan dan sanitasi masyarakat pada era tersebut. Para peneliti menemukan bukti bahwa orang-orang di zaman itu sering berhadapan dengan infeksi pencernaan yang mengerikan.
Temuan dari ‘Gua Manusia Purba yang Telah Meninggal’
Sampel feses tersebut diambil dari situs La Cueva de los Muertos Chiquitos, atau ‘Gua Anak-anak yang Telah Meninggal’. Situs ini sebelumnya dikenal karena temuan sisa-sisa 17 anak yang diduga merupakan bagian dari ritual pengorbanan anak yang kompleks.
Gua ini digunakan oleh manusia dari budaya Loma San Gabriel, yang dikenal sebagai masyarakat agrikultur skala kecil. Penulis utama studi, Drew Capone, menyebut sampel kuno ini sebagai ‘kapsul waktu biologis’ yang mengungkap wawasan baru tentang kesehatan manusia purba.
Teknik Molekuler Deteksi Beragam Patogen oleh Manusia Purba
Para ilmuwan menggunakan teknik analisis molekuler mutakhir, termasuk reaksi berantai polimerase (PCR), untuk mengekstraksi dan mengamplifikasi DNA dari 10 sampel feses yang berbeda. Jika penelitian sebelumnya di situs yang sama hanya menemukan telur cacing (seperti cacing tambang dan cacing kremi), studi baru ini mendeteksi lebih banyak patogen.
Hasil analisis menemukan bahwa setiap sampel mengandung setidaknya satu patogen. Yang paling umum adalah parasit usus Blastocystis dan berbagai galur bakteri E. coli (ditemukan pada 70% sampel). Selain itu, teridentifikasi pula Shigella dan Giardia, yang menyebabkan penyakit usus parah. Banyaknya patogen ini menunjukkan sanitasi yang sangat buruk, kemungkinan akibat kontaminasi tinja pada air minum, tanah, atau makanan.**












