PenaKu.ID — Siswa SMKN 15 Bandung, Sadam Muhamad Fauzi berhasil menyabet juara 1 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi Bidang Health and Social Care.
Menjadi juara adalah satu hal dan meraih juara di bidang yang baru dikenali adalah hal lain. Itulah yang dirasakannya, ia menjadi satu-satunya peserta yang berpartisipasi dari kompetensi keahlian pekerjaan sosial (peksos), bukan keperawatan kesehatan.
“Perasaan seneng banget (bisa juara) dan saya juga enggak menyangka karena pas awal seleksi LKS ngerasa kurang pede. Lawan saya dari keperawatan kesehatan, lombanya tentang keperatawan, tapi saya dari jurusan pekerjaan sosial,” ungkap Sadam membuka pembicaraan saat ditemui di sekolah, Jln. Gatot Subroto No.4, Kota Bandung, Kamis (28/7/2022).
Ia menjelaskan, meski bidang lombanya health and social care (keperawatan kesehatan dan sosial), kisi-kisi perlombaan yang diikuti lebih condong pada kesehatan keperawatan.
Sehingga, ini menjadi tantangan tersendiri bagi siswa yang baru naik kelas XII itu untuk bersaing dengan siswa yang memang sudah belajar tentang keperawatan kesehatan sejak kelas X.
“Tapi Alhamdulillah, berkat bimbingan Bu Resna dan guru-guru peksos lainnya, saya bisa,” ucapnya lega.
Ada empat tugas yang Sadam laksanakan saat berkompetisi di ajang LKS tingkat provinsi. Pertama, melakukan penangan kasus pada pasien, membuat analisis lengkap, membuat karya tulis ilmiah, dan mempresentasikannya dalam bahasa Inggris.
Keempat tugas tersebut berhasil ia jalankan dengan baik.
Menurutnya, hasil tersebut tak lepas dari peran guru pembimbing, kepala sekolah, seluruh guru peksos SMKN 15 Bandung serta kerabat dan adik kelas. Capaiannya itu tak lepas dari pengorbanan kolektif semua pihak.
“Pengorbanan saya enggak terlalu besar, paling hanya waktu libur dan jam tidur yang berkurang. Sedangkan pembimbing saya (Bu Resna) harus berkorban lebih besar karena harus jauh dari keluarganya (di Kuningan) demi membimbing saya,” cerita siswa kelas XII keperawatan sosial 3 ini.
Untuk menghadapi LKS nasional, putra sulung dari Bapak Hari Priyatno dan Ibu Rina ini akan meningkatkan pengetahuan seputar keperawatan kesehatan dan skill berbahasa Inggrisnya.
“Sebab, di nasional nanti full bahasa Inggris. Praktik dan presentasinya menggunakan bahasa Inggris,” terang siswa kelahiran Bandung, 18 Mei 2004 itu.
Meski awalnya merasa “salah jurusan”, namun Sadam mengkhidmati banyak sekali manfaat yang ia rasakan ketika menjadi seorang perawat sosial di kompetensi keahlian peksos. “Keperawatan sosial membuat saya lebih peduli dan open minded. Sebab, peksos harus menerima setiap klien dengan keadaannya masing-masing.
Jadi, saya bisa belajar menerima orang lain dengan cara pikirnya masing-masing karena semua manusia itu unik,” tuturnya.
Penuh Persiapan
Kepala SMKN 15 Bandung, Lilis Yuyun pun sangat bangga dan mengapresiasi prestasi yang diraih oleh Sadam. “Alhamdulillah, anak didik kami dari SMKN 15 Bandung lolos di LKS. Saya sangat bahagia,” ungkapnya.
Prestasi tersebut tak lepas dari persiapan yang dilakukan sejak jauh-jauh hari. Selain melakukan seleksi internal, sekolah pun menggandeng dan mengajak kerja sama Dosen Keperawatan Darma Husada, Bu Mia untuk mengasah Sadam di materi keperawatan kesehatan guna mengoptimalkan persiapan.
“Karena kami bukan asli (jurusan) kesehatan, jadi harus ada yang membimbing dan mendampingi di bidang kesehatan sehingga ada pembimbing dari internal dan eksternal,” ujarnya.
Ia pun berkomitmen untuk terus memotivasi peserta didik agar mampu mengasah minat dan bakat mereka.
Perjuangan Kolektif Siswa SMKN 15 Bandung
Sedangkan Guru Keperawatan Sosial SMKN 15 Bandung sekaligus Pembimbing Sadam, Resna Amalia Sani mengungkapkan, prestasi yang diraih siswanya itu merupakan perjuangan kolektif semua pihak. “Kita bisa juara karena kompak. Kita sadar enggak bisa mengandalkan diri sendiri,” tegasnya.
Sebab, katanya, prestasi tersebut hadir karena andil berbagai pihak lain. Mulai dari kepala sekolah dengan dukungannya, semua guru peksos SMKN 15 Bandung, pembina eksternal Sadam hingga tim IT sekolah yang memfasilitasi penampilan Sadam saat berlomba secara daring.
Ia menjelaskan, terpilihnya Sadam menjadi peserta LKS telah melalui berbagai tahap, salah satunya seleksi yang dilakukan internal sekolah. “Jadi, sejak mereka kelas X, kita sudah menandai siswa mana yang berpotensi,” jelasnya.
Sadam terpilih, lanjutnya, tak lepas dari potensi yang dimilikinya. Selain aktif di kelas serta memiliki rasa penasaran dan ingin tahu yang besar tentang ilmu keperawatan, Sadam pun fasih berbahasa Inggirs dan pandai berkomunikasi.
Resna pun semakin terpacu mengantarkan Sadam meraih juara 1 di tingkat nasional. “Banyak yang mendoakan dan mendukung. Jadi, kita pun semakin semangat mengikuti jenjang nasional. Kita akan berusaha optimal,” pungkasnya.
**Dws