PenaKu.ID – Program nuklir Iran kembali menjadi sorotan setelah Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengungkap kerusakan parah di tiga fasilitas utama akibat serangan udara Amerika Serikat.
Meski infrastruktur Fordow, Natanz, dan Isfahan terdampak serius.
Iran menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pengayaan uranium demi kepentingan nasional.
Pada wawancara dengan Fox News pada 22 Juli 2025, Araghchi menjelaskan bahwa operasi “Night Hammer” pada Juni lalu melibatkan skuadron B‑2 Spirit yang menjatuhkan 14 bom bunker‑buster GBU‑57.
Sebanyak 12 bom diarahkan ke kompleks pengayaan Fordow, sementara dua lainnya menghantam Natanz. Citra satelit memperlihatkan kawah besar di lokasi serangan, menandakan kerusakan struktural yang “sangat parah” menurut penilaian awal Organisasi Energi Atom Iran.
Dampak Serangan Terhadap Fasilitas Nuklir Iran
Serangan tersebut sempat menghentikan sepenuhnya proses pengayaan uranium Iran, lantaran kerusakan fasilitas utama dan kemungkinan rusaknya peralatan sentrifugal.
Meskipun Araghchi tidak merinci kerusakan mesin pengayaan, laporan intelijen AS menyebut Fordow “nyaris hancur total”, sedangkan Natanz dan Isfahan masih menyisakan sebagian kemampuan teknis. Penilaian lengkap kini tengah dilakukan untuk menentukan skala rehabilitasi yang diperlukan.
Respons Pemerintah Iran untuk Fasilitas Nuklir Iran
Iran menolak tekanan internasional untuk menghentikan program nuklirnya. Araghchi menegaskan bahwa upaya membangun kembali fasilitas rusak bukan sekadar ambisi ilmiah, melainkan harga diri nasional.
Pemerintah Iran menyatakan memiliki kapasitas teknis dan sumber daya manusia untuk mempercepat rekonstruksi, sehingga pengayaan uranium dapat kembali berjalan sesuai rencana strategis.
Meskipun serangan AS menjadi pukulan besar, Iran menegaskan bahwa langkah ini tidak akan memadamkan tekadnya. Situasi ini diperkirakan akan memicu ketegangan diplomatik lebih lanjut antara Iran dan Barat, serta memengaruhi dinamika negosiasi nuklir di masa mendatang.**