Kesehatan

Self-Care Bukan Egois: Pentingnya Mengutamakan Diri Sendiri

×

Self-Care Bukan Egois: Pentingnya Mengutamakan Diri Sendiri

Sebarkan artikel ini
Self-Care Bukan Egois: Pentingnya Mengutamakan Diri Sendiri
Self-Care Bukan Egois: Pentingnya Mengutamakan Diri Sendiri/(pixabay)

PenaKu.ID – Dalam budaya yang sering mengagungkan pengorbanan diri, konsep “mengutamakan diri sendiri” sering disalahartikan sebagai tindakan egois atau narsistik.

Padahal, ada perbedaan besar antara egoisme dan perawatan diri (self-care). Egoisme adalah mementingkan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain, sedangkan self-care adalah tindakan sadar untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional diri sendiri agar dapat berfungsi secara optimal.

Analogi populernya adalah instruksi keselamatan di pesawat: Anda harus memakai masker oksigen Anda terlebih dahulu sebelum membantu orang lain. Prinsip ini berlaku dalam kehidupan sehari-hari.

Seseorang tidak dapat memberi dari cangkir yang kosong. Ketika seseorang terus-menerus mengabaikan kebutuhannya sendiri demi memenuhi tuntutan orang lain, mereka berisiko mengalami kelelahan ekstrem atau burnout, yang pada akhirnya membuat mereka tidak mampu membantu siapa pun, termasuk diri mereka sendiri.

Mengenali Batasan sebagai Kunci Self-Care

Salah satu bentuk paling mendasar dari mengutamakan diri sendiri adalah dengan menetapkan batasan yang sehat (boundaries). Ini berarti belajar mengatakan “tidak” pada hal-hal yang melebihi kapasitas Anda, baik secara waktu, energi, maupun emosional.

Menetapkan batasan bukanlah tindakan penolakan terhadap orang lain, melainkan tindakan penghormatan terhadap diri sendiri. Ini membantu menjaga energi mental dan mencegah timbulnya kebencian atau rasa terbebani yang dapat merusak hubungan jangka panjang.

Dampak Positif pada Produktivitas dan Hubungan dengan Self-Care

Ketika seseorang memprioritaskan istirahat yang cukup, nutrisi yang baik, dan kesehatan mental, mereka menjadi lebih hadir, energik, dan produktif.

Kualitas pekerjaan mereka meningkat, dan mereka memiliki lebih banyak kesabaran dan empati untuk berinteraksi dengan orang lain. Hubungan interpersonal justru seringkali membaik, karena didasari oleh interaksi yang tulus, bukan paksaan atau kewajiban yang membebani.

Mengutamakan diri sendiri adalah investasi jangka panjang untuk kehidupan yang lebih seimbang dan berkelanjutan.**