PenaKu.ID – Polemik terjadinya sedimentasi pada Saluran Daerah Irigasi Pasir Angin, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat mulai menemukan titik temu.
Pasalnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) KBB berencana menurunkan alat berat sebagai upaya penanganan sementara pada Saluran Daerah Irigasi Pasir Angin dalam waktu dekat.
Rencana PUTR KBB itu, berdasarkan hasil musyawarah dengan para petani dan pengguna air Saluran Daerah Irigasi Pasir Angin di Gor Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat pada Jum’at (5/7/24).
Musyawarah tersebut langsung dihadiri ratusan petani yang berasal dari 4 desa di Kecamatan Cipatat yakni, Desa Cipatat, Kertamukti, Sumur Bandung dan Desa Sarimukti.
Perbaikan Saluran Daerah Irigasi Pasir Angin Penuhi Hasrat Petani
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) PUTR KBB, Heru Rudias mengatakan, pihaknya akan berupaya memenuhi keinginan para petani dan pengguna aliran air Saluran Daerah Irigasi Pasir Angin.
“Insya Allah dari kami bidang pengairan minimal dalam waktu dekat ada solusi, apakah itu akan ada alat berat untuk pengerukan sedimentasi sementara atau nanti ke depan dianggarkan buat normalisasi irigasi,” kata Heru usai musyawarah.
Ia menjelaskan, dari 450 daerah irigasi yang tersebar di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Dari jumlah DI tersebut, sekitar 50 persen saat ini kondisinya sama.
“Terdekat dengan DI Pasir Angin itu DI Rajamandala dan kondisinya sama (terjadi sedimentasi),” jelas Heru.
Untuk DI Rajamandala, pihaknya telah berupaya dengan melakukan pengajuan bantuan pembangunan infrastruktur melalui program kementerian.
Pihaknya juga bakal mengajukan pembangunan infrastruktur buat DI Pasir Angin melalui program kementrian.
“Mudah-mudahan tahun depan bisa terealisasi buat DI Rajamandala, Tapi kalau untuk normalisasi itu tidak bisa dari kementerian, mungkin ngambil pengalaman dari DI Pasir Angin,” katanya.
Sementara itu, Kordinator Penggerak Petani DI Pasir Angin, Sobirin mengaku kurang puas dengan hasil musyawarah bersama pihak PUTR KBB tersebut lantaran belum terbukti dan dirasakan langsung oleh para petani.
“Belum puas karena belum ada bukti dan perjuangan kami belum selesai masih panjang. Kami tunggu datangnya alat berat pada Minggu buat pengerukan sedimentasi dan kita pun akan siap ikut turun tangan,” pungkasnya.
**