PenaKu.ID – Musim penggujan tiba air sumur milik warga Warga Lingkungan Wadu Mbolo, Kelurahan Dara, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat mengalami berbau solar. Demikian dikeluhkan warga sekitar atas fenomena tesebut.
Salah seorang warga, Farhat, mengaku kondisi seperti itu telah berlangsung sejak 1997 lalu. Setiap musim hujan air sumur pasti berbau solar. Pada 1997 pengolahan limbah PT Pertamina sempat bocor, kata ia. Sejak kejadian itu, setiap musim hujan, air sumur warga selalu mengeluarkan aroma solar.
“Hanya pada musim hujan ada kejadian seperti itu. Kalau musim kemarau nggak,” kata warga Wadu Mbolo ini, Rabu (3/3/2021).
Ketika air sumur berbau solar banyak penyakit yang dialami warga setempat. Seperti gatal-gatal, sakit mata, sakit kepala hingga rambut rontok. Bahkan ada satu bayi tiba-tiba kehilangan suara setelah dimandikan dengan air berbau solar tersebut.
“Saya juga sakit mata, jika terus gunakan air sumur untuk mandi,’’ cetus Ayu Lestari yang juga warga Wadu Mbolo.
Kondisi air yang bau itu sudah warga laporkan ke pihak PT Pertamina tapi belum direspon. Terakhir, Pertamina mengaku telah mengambil sampel air untuk pemeriksaan laboratorium. Setelah beberapa lama menunggu, warga mendapatkan informasi hasil laboratorium terhadap air sumur warga tersebut bukan karena limbah Pertamina.
“Mereka ngomong ke kami, kalau uji sampel dibawa ke Mataram. Tapi setelah kami melihat surat hasil laboratorium itu, ternyata dari Labkesda Kota Bima. Ini pembohongan namanya,” tuding Ferhat.
Warga lain di RT 14 tidak menampik adanya droping air bersih dari PT Pertamina kepada warga. Namun, air yang dipasok tidak mencukupi kebutuhan air warga yang berjumlah ratusan jiwa.
“Air dari Pertamina hanya dipasok selang sehari, untuk satu bak air. Tapi itu tidak cukup, karena kebutuhan banyak dan air sumur kami tidak bisa digunakan sama sekali, ” sebut Ferhat lagi.
Pantauan di lapangan, jarak pemukiman warga dengan bak penampungan BBM milik Pertamina sekitar 20 meter. Air yang keluar dari sumur bor warga berbau meski terlihat bening.
Di RT 14 RW 05 tercatat sekitar 40 rumah. Warga sangat berharap ada solusi dari PT Pertamina atas persoalan itu.
Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, Deden Idhani mengatakan, dari hasil uji sampel air warga di Wadu Mbolo tidak akibat tercemar minyak dari PT Pertamina.
“Sumber air warga Wadumbolo tidak tercemar minyak,” katanya melalui siaran pers.
Pengambilan sampel air pada delapan titik berbeda di wilayah RT 05 Wadu Mbolo oleh Tim Labkesda Kota Bima, Senin (15/2/2021) lalu. Itu sebagai respon Pertamina atas keluhan warga setempat. Hasilnya, air sumur warga berbau, bukan karena dicemari limbah minyak Pertamina.
“Labkesda Kota Bima sudah ambil sampel air milik warga dan lakukan pengujian selama 10 hari kerja. Hasilnya tidak ada pencemaran minyak pada sumur air warga,” tandas Deden.
Hasil uji laboratorium itu telah pula disampaikan Pertamina kepada Lurah Dara, Nurkomala. Informasi itu kemudian diteruskan ke warga Wadumbolo bersama Ketua RW 05, Budiman dan Ketua Komunitas Dorolonda (KDL) Ahmad, Sabtu (27/2/2021).
Pemerintah melalui Kelurahan Dara kata Deden, menyambut baik respon cepat dari Fuel Terminal (FT) Bima. Menggandeng Labkesda Kota Bima sebagai pihak yang berkompeten melakukan pengujian terhadap kualitas air dan dampaknya bagi kesehatan masyarakat Wadu Mbolo.
Termasuk telah disampaikan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima. Sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi masalah terkait lingkungan di wilayahnya.
Dugaan pencemaran air yang tidak terbukti dari hasil uji sampel harus diketahui semua pihak di lingkungan Kota Bima. Supaya ke depan masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak bersumber dari fakta di lapangan.
Karena Pertamina dalam mengelola wilayah operasionalnya selalu patuh pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk terkait dengan aspek kesehatan, keselamatan, dan lingkungan hidup.
**Redaksi/ntb.siberindo