Peristiwa

Rumah Ambruk 2 Tahun, Ibu di Cianjur Tetap Bertahan Tinggal

×

Rumah Ambruk 2 Tahun, Ibu di Cianjur Tetap Bertahan Tinggal

Sebarkan artikel ini
Rumah Ambruk 2 Tahun, Ibu di Cianjur Tetap Bertahan Tinggal
Rumah Ambruk 2 Tahun, Ibu di Cianjur Tetap Bertahan Tinggal

PenaKu.ID – Nasib pilu dialami Mba Sri (45), warga Kampung Rawasari, RT 04/03, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Rumah permanen berukuran 8 x 3 meter miliknya sudah ambruk sejak dua tahun lalu, namun hingga kini masih tetap ia huni karena tidak memiliki tempat tinggal lain.

Kondisi rumah tersebut memprihatinkan. Atap genteng hanya tersisa separuh, sementara dinding dan kayu penopang lapuk dimakan usia. Meski begitu, Mba Sri tidak punya pilihan selain tetap bertahan di rumah reyot itu.

“Sejak rumah ambruk hingga sekarang tidak pernah diperbaiki karena tidak ada biaya. Untuk makan sehari-hari saja saya harus kerja serabutan jadi buruh, kadang memberi pakan ayam petelur,” kata Mba Sri saat ditemui, Kamis (11/9/25).

Kesulitan Mba Sri semakin berat karena sang suami meninggalkannya sejak lama. Ia dikabarkan menikah lagi dengan perempuan lain di Lampung. “Rumah ini ambruk sudah hampir dua tahun. Saat itu suami sudah tidak ada di rumah. Katanya dia sekarang tinggal di Lampung dan menikah lagi,” ujarnya lirih.

Bantuan pemerintah di Cianjur pun minim. Selama ini, Mba Sri hanya pernah menerima dana bantuan saat pandemi COVID-19. Program bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan sosial lainnya tak pernah ia dapatkan dari pemerintahan yang ada di Cianjur.

Pemerintah Diharapkan Buka Mata Atas Rumah Tak Layah Huni di Cianjur

Sementara itu, seorang aktivis sosial, Iwan Yusup, menyebut kondisi rumah tidak layak huni di Desa Gunungsari cukup banyak. Berdasarkan investigasinya, sedikitnya ada tiga rumah warga di Kampung Rawasari yang masuk kategori sangat tidak layak huni.

“Yang paling parah memang rumah milik Mba Sri. Pemerintah desa maupun kecamatan terkesan kurang peduli. Mereka hanya sekali datang, itu pun perangkat desa, lalu sampai sekarang tidak pernah kembali,” kata Iwan.

Ia berharap pemerintah setempat segera turun tangan membantu warga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan. “Ini soal kepedulian. Jangan sampai warga dibiarkan tinggal di rumah hampir roboh tanpa ada perhatian,” pungkasnya.**