PenaKu.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan bahwa proses merger Garuda Indonesia dan Pelita Air saat ini masih dalam tahap kajian.
Meski target waktu belum ditentukan, penggabungan kedua maskapai ini dipastikan akan dilakukan. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan efisiensi penerbangan nasional.
Erick menjelaskan bahwa kedua maskapai memiliki segmen pasar berbeda. Garuda Indonesia akan difokuskan pada layanan premium, sementara Pelita Air menyasar segmen premium ekonomi.
Adapun Citilink, anak usaha Garuda Indonesia, akan tetap bermain di segmen ekonomi.
“Integrasi ini sangat penting, mengingat jumlah pesawat yang kita miliki saat ini belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pasar,” ungkap Erick.
Ia juga menegaskan bahwa roadmap merger ini sudah masuk dalam agenda enam bulan ke depan, dan diskusi intensif dengan para direktur utama dari Garuda Indonesia, Pelita Air, dan Citilink telah dilakukan.
Dampak Positif Merger Garuda Indonesia dan Pelita Air
– Efisiensi Operasional: Dengan pengelolaan yang terintegrasi, biaya operasional dapat ditekan tanpa mengurangi kualitas layanan.
– Diversifikasi Pasar: Pengelompokan segmen pasar sesuai fokus masing-masing maskapai akan meningkatkan daya saing di industri penerbangan.
– Pengelolaan Lebih Profesional: Pemisahan antara pengelola bandara dan penerbangan memastikan struktur organisasi yang lebih efisien.
Rencana ini juga diharapkan dapat menjawab tantangan industri penerbangan pasca-pandemi dan menguatkan posisi maskapai nasional di kancah internasional.
Erick optimis bahwa merger Garuda Indonesia ini dapat rampung pada 2025 sebagai bagian dari solusi jangka panjang bagi sektor penerbangan Indonesia.
Ikuti dan Update Berita dari PenaKu.ID di Google News
**