Opini : Nadhira Destiana, S.Pd ( Tenaga Pendidik SMK)
PenaKu.ID – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) telah resmi meluncurkan kebijakan baru dalam pembelajaran yang dinamakan kurikulum merdeka belajar.
Salah satu program dalam struktur kurikulum yang disebut oleh Menteri Kemdikbudristek, Nadiem Makarim, sebagai kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana, dan fleksibel ini adalah adanya mata pelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Mata pelajaran tersebut memuat sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Terdapat enam karakter yang dikemas dalam istilah dimensi profil pelajar pancasila, yaitu:
- Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
Pada dimensi ini, pelajar senantiasa menerapkan karakter yang berkaitan dengan akhlak baik terhadap Tuhan YME maupun terhadap sesama makhluk Tuhan yang berada di alam semesta. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Berkebhinekaan Global
Melestarikan budaya yang sarat akan nilai-nilai dari leluhur menjadi salah satu karakter yang tertanam dalam jiwa pelajar Indonesia. Pada masa percepatan arus informasi yang tidak terbendung seperti pada saat ini, pelajar Indonesia memiliki pemikiran terbuka akan budaya baru melalui kegiatan interaksi global namun tetap berpijak pada identitas bangsa sehingga memupuk rasa saling menghargai dan dapat menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang harmonis antarsesama.
- Gotong Royong
Pelajar Indonesia memiliki keterampilan gotong royong, yakni sebuah kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
- Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
- Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
- Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orosinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Keenam profil pelajar pancasila tidak hanya dieksplorasi secara lebih mendalam pada mata pelajaran khusus Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, tetapi kemampuan tersebut juga dapat diwujudkan dalam pembelajaran mata pelajaran lainnya, seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia salah satunya.
Pembelajaran yang identik dengan empat keterampilan berbahasa yakni membaca, menyimak, berbicara, dan menulis dapat mendukung terwujudnya pelajar Indonesia berkarakter Pancasila. Mata pelajaran ini dikategorikan sebagai mata pelajaran umum dengan bahan ajar berbasis fiksi dan non fiksi.
Pembelajaran dengan bahan ajar fiksi merupakan stimulus bagi para pelajar yang dapat disajikan oleh guru berkaitan dengan teks bacaan atau tayangan pirsaan bersifat tidak nyata, karena pada umumnya bahan ajar fiksi merupakan hasil imajinasi dari seorang penciptanya dalam bentuk karya sastra seperti puisi, prosa, dan drama. Di dalam kegiatan pembelajaran, pelajar mengasah kemampuan mengapresiasi sastra melalui keterampilan berbahasa. Pada kegiatan membaca dan menyimak, pelajar menggali informasi dari karya sastra berupa pengetahuan dan pengalaman akan nilai-nilai luhur bangsa yang dapat melatih pelajar memiliki karakter beriman kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, serta berkebhinekaan global.
Pembelajaran berbahan ajar non fiksi lebih memusatkan pembelajaran kepada topik-topik pembahasan yang bersifat kontekstual karena bahan ajar ini lebih nyata berkaitan pada kehidupan sehari-hari. Pelajar dapat diarahkan untuk mencipta teks non fiksi mengenai suatu pembahasan secara berkelompok guna mewujudkan kemampuan gotong royong. Pelajar diberi kesempatan untuk mengoreksi mandiri tulisannya berdasarkan poin-poin kriteria penulisan ideal yang disediakan oleh guru. Untuk mengasah kemampuan kreatif dan bernalar kritis, pelajar diarahkan untuk memaparkan hasil pemikirannya melalui keterampilan berbicara di depan kelas.
Mewujudkan pelajar profil pancasila merupakan tanggung jawab bersama demi melanjutkan warisan karakter yang menjadi cerminan identitas bangsa.
Tentunya tugas mulia ini secara komprehensif dapat dilakukan oleh seluruh pelaksanaan pendidikan. Pemilihan konten belajar yang terdistraksi dan kegiatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi keterampilan belajar peserta didik merupakan prioritas yang harus menjadi fokus guru pada abad ini, sehingga dapat mencetak generasi unggul berwawasan global namun tetap mempertahankan kepribadian luhur sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Kabupaten Bandung Barat, 29 Desember 2022.
***