PenaRagam

Posting di Medsos, Akhirnya Jadi Penulis Naskah TV Swasta

PenaKu.ID – Nasib memang tidak memandang bulu, namun tentunya akan memandang keuletan dan kreativitas yang digeluti secara konsisten [rutin] yang membuahkan hasil dan kebanggaan tersendiri.

Hal inilah yang diraih salah seorang Siswi lulusan SMK di Kebumen Jawa Tengah, Farah Frastia (26).

Melalui kolaborasi jemari dan pena-nya Farah berhasil menjadi penulis naskah Catatan Harianku di SCTV.

“Saya tertarik menulis sejak kelas X SMK,” ucap Farah, Jumat (08/01/2021). Ujar Farah saat ditemui di kediamannya Desa Tanjungsari, Buluspesantren, Kebumen sambil menceritakan perihal konsistensi berkarya lewat jalur menulis.

Guru Bahasa Indonesia Farah saat itu semacam mengadakan sayembara. Di mana, siswa yang menulis sebuah artikel yang diposting di medsos, maka bakal mendapatkan tambahan nilai.

“Hal inilah yang menumbuhkan motivasi untuk menulis,” kata Farah.

Saat pertama kali Farah menulis, ia kirim ke media remaja. Kemudian Farah pun menjadi juara. Hadiah berupa sertifikat dan uang binaan.

Menurut Farah, ketika mengirim pertama kali butuh perjuangan ekstra sebab ia mengirim lewat pos. Lalu mesti menunggu balasan dalam waktu yang lama hingga akhirnya memperoleh juara.

“Tentu sangat senang dan  sangat bersyukur. Setelah itu, kebiasaan menulis makin ditekuni sampai lulus SMK,” katanya.

Beberapa perlombaan menulis pernah diikuti Farah. Piagam penghargaan dan sertifikat telah sering diperoleh Farah.

Tak hanya itu, hadiah lain seperti tur berlibur dan uang pembinaan pun didapatkannya.

“Semua ini, saya persembahkan untuk Mama. Mama yang selalu mendoakan dan memberi semangat,” imbuh Farah.

Selain itu, Farah pun bertekad dan berkeinginan membuat bangga orang tua lewat karya-karya tulisnya.

Di samping aktif menulis, Farah mengaku punya kebiasaan main Twitter. Farah berusaha mencari jejaring penulis lewat Twitter, hingga akhirnya mengenal kepala tim penulis naskah di production fiction.

Di sinilah karir Farah mulai menanjak bak dewi fortuna menyambangi dirinya.

“Awalnya, saya mengirim beberapa naskah ke sana. Sempat di tolak. Disuruh revisi. Dan itu tidak membuat semangat ngedrop. Justru makin terlecut,” kata Farah.

Dikatakannya, tahapan berikutnya dari sinopsis lalu ke production house SCTV. Apabila sudah di ACC baru bisa buat skenario. Kini Farah menjadi anggota tim dalam production fiction.

“Dari 200 orang hanya 2 orang yang dipercaya untuk menulis naskah,” imbuhnya.

Manfaat yang didapat dari menulis, lanjut Farah, untuk mengobati luka hati dan profesi.

Selain itu, hadiah lomba-lomba menulis juga mempunyai kesan tersendiri. “Dari menulis dapat banyak teman dan juga relasi,” tutur Farah.



**Rds/siberindo

Related Articles

Back to top button