Seleb

Perjuangan Berlliana Lovell: Lelah Lawan Kanker Hingga Akhirnya Ikhlas

×

Perjuangan Berlliana Lovell: Lelah Lawan Kanker Hingga Akhirnya Ikhlas

Sebarkan artikel ini
Perjuangan Berlliana Lovell: Lelah Lawan Kanker Hingga Akhirnya Ikhlas
Perjuangan Berlliana Lovell: Lelah Lawan Kanker Hingga Akhirnya Ikhlas/(instagram)

PenaKu.ID – Selebritas Berlliana Lovell membagikan kisah perjuangannya yang penuh liku saat menjadi seorang penyintas kanker. Perjalanannya dimulai dari adanya kista di payudaranya selama empat tahun yang kemudian berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius.

Dalam sebuah wawancara, ia secara terbuka menceritakan betapa beratnya beban fisik dan mental yang harus ia hadapi. Berlliana mengaku sempat berada di titik terendah, di mana ia merasa lelah dan hampir menyerah pada penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Kisahnya memberikan inspirasi tentang kekuatan, kelelahan, dan akhirnya, sebuah keikhlasan dalam menghadapi ujian hidup yang teramat berat.

Fase Lelah dan Beban Finansial Berlliana Lovell

Menghadapi penyakit kanker adalah sebuah pertempuran yang menguras tenaga dan biaya. Berlliana Lovell mengaku pernah sampai pada fase di mana ia merasa lelah untuk terus berjuang, terutama karena biaya pengobatan yang sangat besar.

“Kayak aku itu sudah berada di fase stop, karena aku sudah lelah untuk terus mengeluarkan uang buat menjalankan operasi,” ucapnya, seperti dikutip pada Selasa (30/9/2025).

Pada saat itu, ia tidak memiliki asuransi dan belum ada fasilitas seperti BPJS Kesehatan yang bisa menopangnya, sehingga ia harus merogoh kocek sangat dalam. Beban finansial ini menambah berat perjuangannya melawan penyakit yang dideritanya.

Berlliana Lovell Bangkit karena Diri Sendiri

Titik balik dalam perjuangan Berlliana datang dari dalam dirinya sendiri. Meskipun ribuan orang memberinya semangat dan doa untuk sembuh, ia menyadari bahwa keinginan terbesar untuk sembuh harus berasal dari tekad pribadinya.

“Aku bisa bilang bertahan karena diri sendiri, aku mau sembuh karena diri sendiri,” tuturnya. Akhirnya, ia sampai pada tahap menerima segala konsekuensi dari penyakitnya.

Dokter menjelaskan bahwa kanker memiliki kemungkinan untuk kambuh kembali (remisi), dan Berlliana pun belajar untuk ikhlas. Ia menyadari bahwa hasil akhir bukanlah di tangannya, sebuah kesadaran yang membuatnya lebih tegar menjalani hidupnya.**