PenaKu.ID – Sleepwalking (tidur berjalan) atau somnambulism adalah gangguan tidur di mana penderitanya bangun dari tidur nyenyak dan melakukan aktivitas motorik seperti berjalan—tanpa sadar.
Biasanya somnambulism muncul pada fase tidur NREM sekitar 1,5–2 jam setelah tertidur.
Walau tidak selalu pertanda masalah psikologis, somnambulism menimbulkan risiko cedera saat tubuh melakukan gerakan kompleks dalam kondisi setengah sadar.
Apa Itu Sleepwalking dan Bagaimana Mekanismenya?
Selama tidur NREM, otak memasuki tahap dalam sebelum bermimpi, sehingga kontrol motorik menurun.
Pada beberapa orang, transisi antar fase tidur terganggu, menyebabkan otak “terbangun” sementara tubuh tetap bergerak.
Tindakan bisa berkisar dari duduk di tempat tidur, berjalan ke dapur, bahkan membuka pintu ke luar rumah—tanpa ingatan esok harinya.
Penyebab, Risiko, dan Cara Mengurangi Sleepwalking
Faktor umum pemicu somnambulism meliputi kurang tidur, stres berlebih, dan jadwal tidur tidak teratur. Obat-obatan tertentu serta kondisi medis seperti sleep apnea juga dapat memperburuk.
Untuk meminimalkan risiko, rutinkan jadwal tidur konsisten, ciptakan lingkungan kamar yang aman (hilangkan objek tajam), dan kelola stres melalui relaksasi sebelum tidur.
Pada kasus berat, konsultasi dokter diperlukan untuk terapi perilaku atau obat penenang dosis rendah.
Pendekatan holistik—perbaikan kebiasaan tidur, teknik relaksasi, dan evaluasi medis—dapat meredam frekuensi episode sleepwalking dan menjaga keselamatan penderitanya.**